Laba Bersih BNI Naik Menjadi Rp 5,33 T, UMKM & Konsumer Jadi Mesin Pertumbuhan Baru



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk alis BNI  mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan positif dan berkelanjutan pada periode awal tahun 2024. Bank berkode saham BBNI itu  mencatat laba bersih sebesar Rp 5,33 triliun pada kuartal I-2024. Laba tersebut naik 2% secara tahunan alias year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni senilai Rp 5,22 triliun.

Bank BNI mencatat kinerja signifikan pada pengembangan segmen pembiayaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) serta consumer. Kenaikan itu  melalui perusahaan anak, PT Bank Hibank Indonesia (hibank) dan BNI Finance sebagai mesin pertumbuhan baru di luar kredit korporasi blue chip yang terus tumbuh.

Pertumbuhan kredit segmen UMKM hibank yang mencapai 72% secara tahunan alias year on Year (yoy) dan pertumbuhan pembiayaan BNI Finance melejit 370% YoY didominasi oleh pembiayaan konsumer.


Kinerja kredit dari dua perusahaan anak tersebut berkontribusi terhadap pertumbuhan kredit secara konsolidasi. Adapun total kredit BNI sepanjang kuartal I-2024 tercatat sebesar Rp 695,16 triliun, tumbuh 9,6% YoY jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp634,3 triliun.

Dengan pertumbuhan kredit pada kuartal I-2024, BNI membukukan pendapatan bunga Rp15,87 triliun, tumbuh 7,2% yoy dari sebelumnya sebesar Rp14,8 triliun, yang didorong oleh kinerja fungsi intermediasi yang sehat. 

Baca Juga: Multifinance Andalkan Dana Perbankan

Pertumbuhan yang kuat ini juga didukung oleh perbaikan kualitas aset dengan non performing Loan (NPL) gross yang turun dari 2,8% pada kuartal I-2023 menjadi 2,0% pada kuartal I-2024. Hal ini diikuti pula dengan credit cost yang juga menurun 40 basis poin YoY menjadi 1,0% pada kuartal I-2024.

Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar berharap, peningkatan kualitas aset tetap menjadi fokus. Sehingga diharapkan akan mendorong kinerja fungsi intermediasi yang berkelanjutan di tengah tantangan geopolitik global, tekanan inflasi, dan suku bunga.

Selain pertumbuhan bisnis yang sehat, mampu meningkatkan pendapatan non bunga berupa fee-based income dan loan recovery pada kuartal I-2024 mencapai Rp5,1 triliun atau tumbuh 15,9% dari sebelumnya sebesar Rp4,4 triliun.

Dengan peningkatan ini, komposisi pendapatan non bunga telah berkontribusi sebesar 35% dari total pendapatan BNI pada kuartal I-2024. Terutama berasal dari fee income surat berharga dan fee  bisnis sindikasi.

Bank berlogo angka 46 itu terus melanjutkan transformasi perusahaan yang sudah berjalan selama tiga tahun agar mampu memberikan tingkat profitabilitas yang kuat dan sehat dalam jangka panjang. "Fundamental BNI semakin sehat dan kuat berkat program transformasi yang menjadi langkah besar kami untuk terus tumbuh dan berkembang serta beradaptasi terhadap tantangan di tingkat nasional dan global," kata Royke, dalam keterangannya, Senin (29/4). 

Royke mengatakan, BNI berada di jalur yang tepat untuk mencapai aspirasi profitabilitas return on equity (ROE) hingga level 20% pada 2028 mendatang. Hal ini berdasarkan  pertumbuhan aset yang stabil dan berkelanjutan dari segmen prospektif berisiko rendah serta kualitas aset yang semakin sehat.

"Dengan program transformasi ini, kami konsisten melakukan peningkatan kapabilitas SDM dan optimalisasi teknologi sebagai faktor enablers yang krusial. Kami yakin hal ini akan terus mendorong peningkatan produktivitas bisnis, efisiensi operasional, serta kontribusi perusahaan anak," ujar Royke.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ahmad Febrian