KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengalami kontraksi sepanjang enam bulan pertama 2023. Emiten pertambangan batubara ini membukukan laba bersih senilai Rp 2,8 triliun pada semester I 2023. Laba ini menyusut 54% dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencapai Rp 6,15 triliun. Meski laba bersih menyusut, pendapatan PTBA masih mampu tumbuh tipis 2%. Di periode tersebut, PTBA membukukan pendapatan sebesar Rp 18,9 triliun. Niko Chandra, Corporate Secretary Bukit Asam menyebut, sejumlah hal menjadi tantangan bagi Bukit Asam di tahun ini.
Di antaranya, koreksi harga batubara dan fluktuasi pasar. Harga batubara ICI-3 menurun sekitar 48% dari semula US$ 138,5 per ton pada Juni 2022 menjadi US$ 72,63 per ton pada Juni 2023.
Baca Juga: Hemat Energi, Bukit Asam (PTBA) Gunakan Hybrid Dump Truck dan Bus Listrik Di sisi lain, harga pokok penjualan mengalami kenaikan, di antaranya pada komponen biaya royalti, angkutan kereta api, dan jasa penambangan. Karena itu, emiten pelat merah terus berupaya memaksimalkan potensi pasar di dalam negeri serta peluang ekspor untuk mempertahankan kinerja positif. “Bukit Asam uga konsisten mengedepankan cost leadership di setiap lini perusahaan, sehingga penerapan efisiensi secara berkelanjutan dapat dilakukan secara optimal,” kata Niko dalam siaran pers, Selasa (29/8).
Selain itu, PTBA berharap agar pembentukan Mitra Instansi Pengelola (MIP) dapat segera terealisasi dan memberikan dampak positif bagi kinerja keuangan PTBA.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat