Laba bersih Bukopin 2016 tumbuh 13%



JAKARTA. PT Bank Bukopin Tbk membukukan pertumbuhan kinerja pada 2016. Peningkatan kinerja tercermin dari posisi aset yang tumbuh 11,70% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 105,4 triliun per akhir tahun lalu.

Direktur Utama Bank Bukopin, Glen Glenardi menambahkan, perusahaan juga membukukan laba Rp 1,4 triliun pada 2016, atau tumbuh 15,14% yoy. Adapun untuk laba bersih tercatat Rp 1,1 triliun atau meningkat 13,1% yoy.

Glen menambahkan, pencapaian laba tersebut didukung pertumbuhan dari segi dana pihak ketiga (DPK) sebesar 10,12% yoy menjadi Rp 83,9 triliun dan kredit yang tumbuh 9,74% menjadi Rp 72,5 triliun. “Secara rata-rata kita tumbuh di atas rata-rata industri tahun 2016,” ujarnya dalam paparan kinerja Bukopin, Rabu (29/3).


Sementara, pertumbuhan kredit didukung pertumbuhan sektor ritel yang terdiri dari mikro, UKM, dan konsumer. Glen menjelaskan, dari total kredit ritel yang disalurkan, segmen mikro tumbuh paling besar sebanyak 26,11%, segmen UKM sebesar 9,41%, dan segmen konsumer sebesar 10,78% secara yoy.

Dari sisi kualitas kredit, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross bank berkode emiten BBKP ini juga meningkat menjadi 3,77% dari  tahun 2015 sebesar 2,83%. Jika dirinci per segmen, ritel masih menjadi penyumbang NPL sebesar 3,91%, lebih tinggi jika dibanding tahun 2015 sebesar 3,31%. Sementara NPL di segmen komersial naik dari 2,08% pada 2015 menjadi 3,54% pada tahun lalu.

Direktur Ritel Bank Bukopin, Heri Purwanto menambahkan, pihaknya telah mengalokasikan CKPN sebesar Rp 1,50 triliun per tahun 2016 atau naik dibanding tahun 2015 sebesar Rp 1,18 triliun.

Adapun, saat ini, nilai NPL perseroan mencapai Rp 649 miliar atau naik dibanding tahun sebelumnya Rp 361 miliar. “Juli ini kurang lebih selesai Rp 200 miliar hingga Rp 300 miliar kredit bermasalah, sementara sisanya kita restrukturisasi atau dijual,” paparnya.

Glen mengatakan, tahun ini pihaknya optimistis, NPL dapat terjaga di level 3% pada semester I-2017. “NPL kita dominan di perdagangan, kedua di konstruksi, tapi kita target selesai di Mei dan Juni 2017,” katanya.

Sementara, DPK tahun ini ditargetkan naik berkisar 12% hingga 14%, dan penyaluran kredit bisa tumbuh sekitar 10% sampai 11%. Adapun, laba dibidik  naik 15%-17%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini