Laba bersih BWPT turun menjadi Rp 85 miliar



JAKARTA. Laba bersih PT BW Plantation Tbk (BWPT) menurun sepanjang semester I-2013. Produsen minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) hanya membukukan laba bersih Rp 85,73 miliar. Artinya, laba bersih BWPT turun 44,27% dari sebelumnya Rp 153,85 miliar.

Penyebabnya adalah beban pokok penjualan yang melonjak sementara penjualan BWPT mini. Laporan keuangan BWPT pada semester I-2013, Senin (29/7) menuliskan, pendapatan BWPT hanya tumbuh 5% dari Rp 520,30 miliar menjadi Rp 546,35 miliar. Padahal, beban pokok penjualan naik 55,34% dari Rp 198,12 miliar pada semester I-2012 menjadi Rp 307,78 miliar.

Harga CPO yang menurun sejatinya masih menjadi biang keladi penurunan laba bersih BWPT. Sekretaris Perusahaan BWPT, Kelik Irwantono, mengatakan, harga jual rata-rata CPO BWPT selama Januari-Maret sebesar Rp 6,02 juta per ton. Dan pada April-Juni harga jual CPO menjadi Rp 6,7 juta per ton.


Namun, jika dibandingkan dengan harga jual rata-rata sepanjang semester I-2013 menurun 16,8% menjadi Rp 6,35 juta per ton dari periode yang sama tahun lalu Rp 7,63 juta per ton.

Sementara itu, ada tambahan area mature 13.000 hektare (ha) membuat beban pokok penjualan BWPT meningkat. "Pertambahan area menghasilkan membuat seluruh komponen bertambah," jelas Kelik, kepada Kontan, kemarin.

Jumlah area mature juga menambah produksi BWPT di semesterI-2013. Produksi CPO naik 10,2% menjadi 66.814 ton. Begitu juga dengan produksi minyak kernel (PK) naik 17,5% menjadi 11.732 ton. Namun, hasilnya belum terasa benar pada laba bersih emiten.

Tak hanya kinerja yang menurun, dana kas dan setara kas BWPT juga tersisa Rp 46,01 miliar. Padahal per Desember 2012, kas setara kas BWPT masih sebesar Rp 50,55 miliar.

Meski demikian, BWPT terus berekspansi. Baru-baru ini, BWPT telah mengakuisisi kebun greenfield di Kalimantan seluas 6.000 ha. Dana tersebut dari anggaran belanja modal sebesar Rp 1 triliun. Per Juni 2013, perusahaan ini telah menggunakan 60% dari capex setara dengan Rp 600 miliar. Akibat kinerja negatif, Analis Bahana Securities, Leonardo Henry Gavaza, rekomendasi jual.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana