KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) pada 2022 berhasil tumbuh. Namun, laba bersih emiten perunggasan (poultry) ini masih tertekan. Sepanjang tahun lalu, pendapatan CPIN naik sebesar 10,02% secara tahunan menjadi Rp 56,86 triliun. Penjualan Charoen Pokphand didorong oleh segmen penjualan ayam pedaging yang tumbuh 18,83% menjadi Rp 31,96 triliun. Penjualan ayam olahan juga naik 20% menjadi Rp 8,36 triliun. Namun, penjualan pakan turun 4,5% menjadi Rp 13,62 triliun.
Baca Juga: Charoen Pokphand (CPIN) Bukukan Kenaikan Penjualan 10% pada 2022 Charoen Pokphand juga mencatatkan kenaikan beban pokok penjualan sebesar 11,86% menjadi Rp 48,72 triliun. Perusahaan ini juga mencetak rugi selisih kurs Rp 48,47 miliar. Sehingga, laba bersih tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 19,13% secara tahunan menjadi Rp 2,92 triliun. Analis Ciptadana Sekuritas Muhammad Gibran mengatakan, kinerja keuangan Charoen Pokphand pada tahun lalu masih di bawah ekspektasi.
Kinerja Charoen Pokphand tertekan kenaikan biaya bahan baku yang lebih tinggi ketimbang kenaikan harga jual rata-rata Menurut Gibran, kondisi tersebut membuat margin keuntungan seluruh segmen bisnis cukup tertekan.
Baca Juga: Dividen Hunter, Ini Daftar 20 Emiten dengan Yield Tinggi Terbaru Padahal penjualan Charoen Pokphand sudah sejalan dengan proyeksi. Namun laba operasional yang mencapai Rp 3,9 triliun hanya mencerminkan 68% dari target yang ditetapkan Ciptadana Sekuritas. Kendati demikian, Gibran tetap merekomendasi beli saham Charoen Pokphand dengan target harga Rp 5.300 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli