KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (
MTEL) alias Mitratel mencatatkan pendapatan Rp 2,05 triliun dengan laba bersih Rp 501,02 miliar sepanjang kuartal pertama 2023. Laba bersih Mitratel meningkat 9,1% secara tahunan. Sejalan, pendapatan Dayamitra pun naik 9,89% secara tahunan dari Rp 1,87 triliun di kuartal pertama 2022. Pendapatan terbesar disokong dari sewa menara telekomunikasi yang mencapai Rp 1,92 triliun, meningkat 17,78% secara tahunan. Segmen ini berkontribusi sebesar 93,43% dari seluruh pendapatan MTEL.
Kemudian disusul pendapatan jasa konstruksi naik 43,78% secara tahunan menjadi Rp 131,82 miliar. Terakhir, pendapatan jasa dan sewa listrik turun 38,69% secara tahunan menjadi Rp 3,18 miliar.
Baca Juga: Fokus Pada Transformasi dan Profitabilitas, Operating Profit Telkom Tumbuh 7,7% Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko juga memaparkan bahwa pendapatan dari penyewaan menara telekomunikasi atau
tower leasing masih menjadi faktor pendorong pertumbuhan utama Mitratel di kuartal I 2023. "Kontribusi pendapatan terbesar berasal dari pendapatan segmen
tower leasing yang mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1,73 triliun atau tumbuh sebesar 18,8% dibandingkan kuartal pertama tahun 2022. Pertumbuhan pendapatan ini didorong oleh penambahan tenant dan kolokasi, termasuk akuisisi menara Indosat pada kuartal pertama tahun ini," ujar Theodorus dalam siaran pers, Rabu (3/5). Selain
tower leasing, pendapatan Mitratel juga ditopang dari segmen
reseller sebesar Rp 154 miliar, fiber sebesar Rp 34 miliar, dan bisnis terkait menara Rp 128 miliar. Kinerja fundamental Mitratel di kuartal I 2023 ini tumbuh seiring dengan digencarkannya program monetisasi aset dari aksi korporasi organik dan anorganik yang dituntaskan pada 2022. "Tahun ini, kami melanjutkan pertumbuhan bisnis organik dan anorganik untuk mengkreasikan pertumbuhan bisnis yang berkesinambungan," tambah Teddy.
Baca Juga: Pendapatan Naik, Mitratel (MTEL) Catat Laba Bersih Rp 501,02 Miliar di Kuartal I-2023 Sebagai informasi, pada 2022 Mitratel mengakuisisi menara telekomunikasi dan serat kabel optik
(fiber optic). Hal tersebut berdampak positif terhadap pertumbuhan pendapatan
tower leasing dan memperoleh pendapatan terbaru dari
fiber optic. Hingga Maret 2023, Mitratel berhasil mencatatkan perkembangan pesat di portofolio fiber dengan mengantongi pendapatan Rp 34 miliar dari segmen fiber. Pada kuartal pertama tahun lalu, segmen ini belum mencatatkan pendapatan. Kunci pertumbuhan portofolio baru ini didorong kemitraan strategis yang mengakselerasi
go to market, mendapatkan pesanan dari operator seluler serta aksi korporasi anorganik dengan mengakuisisi aset fiber sepanjang 6.012 km. Alhasil pada akhir Maret 2023, Mitratel memiliki total aset kabel serat optik (fiber optic) sepanjang 25.509 km.
Baca Juga: Mitratel (MTEL) akan Tebar Dividen Rp 1,76 Triliun, Berikut Jadwal Lengkapnya Mitratel juga sedang menggarap bisnis
power to the tower yang merupakan penyediaan sumber energi
on grid (terkoneksi dengan sumber energi utama) maupun
off grid (jaringan yang tidak terhubung ke listrik PLN) di lokasi menara telekomunikasi. Proyeksinya, pasar atas bisnis ini akan tumbuh sampai dengan tahun 2026 dengan CAGR sebesar 6%. Adapun EBITDA Mitratel pada tiga bulan pertama di tahun ini mampu tumbuh 16,2% YoY, dengan didukung disiplin atas pengelolaan biaya operasi. Teddy memproyeksikan pendapatan Mitratel hingga akhir tahun 2023 tumbuh sebesar 11% dibandingkan pendapatan di tahun 2022 senilai Rp 7,73 triliun. Demi meraih target tersebut, Mitratel menerapkan berbagai strategi pemasaran untuk memenuhi permintaan konsumen dengan terus melakukan ekspansi bisnis di pulau Jawa dan luar Pulau Jawa. Hingga Maret 2023, Mitratel memiliki 36.439 menara yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Rinciannya, 15.278 menara di Jawa dan 21.161 menara berada di luar Jawa atau sekitar 58% dari total menara.
Baca Juga: Mitratel (MTEL) Incar Pendapatan Naik 11% di Tahun 2023 "Pertumbuhan penambahan tenant di luar Jawa sebesar 25,3%, lebih tinggi dibandingkan di Jawa yang sebesar 21,9%. Hal ini menunjukkan bahwa strategi Mitratel untuk ekspansi dan mengoptimalkan pertumbuhan di luar Jawa sesuai dengan strategi ekspansi dari operator seluler di Indonesia," ungkap Teddy.
Selain itu, pada periode kuartal I 2023 ini, Mitratel telah membangun 105 menara baru dan mengakuisisi 997 menara. Kedepannya, Mitratel telah menyiapkan beberapa strategi bisnis yang mencakup
operational excellence, service excellence, creating value business, creating shared value, digitalisasi berbasis
analytical tools dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia. Teddy mengatakan program bisnis Mitratel ini akan menjadi tema di tahun ini untuk memastikan Mitratel dapat memberikan
value yang maksimal bagi seluruh pemegang saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati