Laba bersih DMAS kuartal I turun 45%



JAKARTA. Kinerja emiten kawasan industri, PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) mengalami perlambatan sepanjang kuartal I 2016. Laba bersih perseroan turun 45% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (year on year /yoy).

Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis DMAS, Jumat (29/4), laba bersih perseroan kuartal I 2016 tercatat sebesar Rp 271,4 miliar, turun 45% dari Rp 493,7 miliar. Alhasil laba per saham turun dari Rp 11,38 menjadi Rp 5,63.

Penurunan kinerja tersebut seiring dengan perlambatan ekonomi yang terjadi pada tahun lalu yang mengakibatkan perolehan pra penjualannya mengalami perlambatan. Pendapatan usaha anak usaha Sinarmas Land ini turun 20,4% dari Rp 739,5 miliar menjadi Rp 588,3 miliar.


Selain itu, penurunan kinerja DMAS juga diperparah dengan adanya rugi selisih kurs sebesar Rp 40 miliar, padahal pada periode yang sama tahun lalu masih tercatat untung kurs Rp 78,6 miliar.

Pendapatan DMAS kuartal I berasal dari penjualan sebesar Rp 588 miliar, turun dari Rp 739,5 miliar dan pendapatan berulang diperoleh dari sewa sebesar Rp 226,5 juta.

Penjualan peseroan didapat dari lahan industri yang memberi kontribusi Rp 580,6 miliar atau turun dari Rp 719 miliar pada kuartal I 2015. Sedangkan kontribusi penjualan perumahan turun dari Rp 15,2 miliar jadi Rp 7,4 miliar. Adapun penjualan komersial nihil, sementara periode yang sama tahun lalu masih menyumbang Rp 5 miliar.

Total aset DMAS per akhir Maret 2016 mencapai Rp 7,69 triliun, turun 3,8% dari Rp 8 triliun pada periode akhir 2015. Jumlah liabilitasnya turun 68,8% dari Rp 846,5 miliar menjadi Rp 264 miliar dan ekuitasnya naik 4,2% dari Rp 7,1 triliun menjadi Rp 7,4 triliun. Sementara jumlah kas dan setara kas perseroan per akhir Maret tahun ini tercatat sebesar Rp 1,05 triliun.

Tondy Suwanto,Direktur dan Sekretaris Perusahaan DMAS mengatakan, penurunan total liabilitas tersebut disebabkan oleh adanya uang muka penjualan lahan industri yang sudah diakuisisi sebagai pendapatan.

Menurutnya, perubahan tersebut tidak berdampak pada kinerja perseroan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie