Laba bersih Erajaya (ERAA) melonjak 212% sepanjang semester-I 2018



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) meraih pertumbuhan penjualan dan laba bersih signifikan di sepanjang paruh pertama tahun ini. Emiten ritel peralatan telekomunikasi ini mencatat penjualan bersih sebesar Rp 17,09 triliun per akhir Juni 2018.

Berdasarkan laporan keuangan ERAA yang disampaikan melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (30/7), penjualan netto ERAA naik 54,6% year-on-year (yoy) dari sebelumnya Rp 11,06 triliun.

Kenaikan penjualan netto ERAA ditopang oleh sejumlah segmen yang mengalami pertumbuhan signifikan. Di antaranya, penjualan telepon seluler dan tablet yang tumbuh 63,9% menjadi Rp 14,38 triliun dari sebelumnya hanya Rp 8,77 triliun.


Selain itu, penjualan aksesoris mencatat kenaikan yang lebih besar lagi yakni 188,4% menjadi Rp 737,98 miliar dari sebelumnya Rp 255,85 miliar. Juga penjualan voucher fisik yang mencapai Rp 110,56 miliar atau melonjak 432,2% dari sebelumnya Rp 20,78 miliar.

Tak heran, laba bersih ERAA sepanjang semester-I 2018 pun tumbuh fantastis yakni 212% menjadi Rp 435,12 miliar dari sebelumnya Rp 139,33 miliar. Laba per saham pun ikut terkerek menjadi Rp 150 per saham, dari sebelumnya hanya Rp 48 per saham.

Namun, di saat yang sama ERAA juga membukukan kenaikan beban penjualan sebesar 53% menjadi Rp 15,4 triliun dari sebelumnya Rp 10,07 triliun. Beban penjualan dan distribusi juga naik 63,3% menjadi Rp 655,3 miliar seiring dengan bertambahnya biaya periklanan dan promosi, gaji, sewa dan service charge, biaya distribusi, serta komisi penjualan.

Adapun, per Juni 2018, ERAA kembali mencatat kerugian dari selisih kurs sebesar Rp 2,4 miliar. Padahal di periode yang sama pada tahun sebelumnya, ERAA meraup keuntungan selisih kurs sebesar Rp 2,14 miliar.

Biaya keuangan ERAA yang terdiri dari beban bunga dan provisi utang bank juga mengalami kenaikan sebesar 117% menjadi Rp 138,5 miliar dari sebelumnya Rp 63,81 miliar.

Sementara, hingga akhir semester-I 2018, ERAA mendekap aset senilai Rp 11,93 triliun, atau naik 34,4% jika dibandingkan dengan total aset per akhir 2017 lalu yaitu sebesar Rp 8,87 triliun. Aset tersebut terdiri dari jumlah ekuitas sebesar Rp 4,34 triliun dan jumlah liabilitas senilai dan Rp 7,59 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia