Laba bersih Gudang Garam (GGRM) turun di semester I-2021, begini rekomendasi sahamnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada kuartal II-2021, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) membukukan laba bersih sebesar Rp 564 miliar, turun 67,7% dibandingkan kuartal I-2021, dan juga turun 59% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy).

"Secara kumulatif di semester I-2021, laba bersih GGRM berada di bawah perkiraan kami dan konsensus yang masing-masing pada run-rate 37% dan 33%," tulis analis Mirae Asset Sekuritas, Christine Natasya dalam risetnya, Senin (2/8).

Marjin laba kotor GGRM turun 5,5% yoy, hanya mencapai 8,5% di kuartal II-2021 dibandingkan 13,1% di kuartal I-2021 dan 14,1% di kuartal II-2020. 


Christine melihat perusahaan tidak mampu meningkatkan rata-rata harga jualnya (ASP) untuk meneruskan kenaikan cukai akibat persaingan yang ketat di industri rokok.

Selain itu, Christine melihat marjin laba kotor juga lebih rendah sebesar 4,6% QoQ, karena umumnya margin kuartal II lebih rendah dari kuartal I akibat penyerahan cukai yang belum tuntas. 

Baca Juga: Beli Saham Pembagi Dividen di Saat Tepat

"Sedangkan basis kuartal I tetap lebih tinggi karena beberapa pita cukai sisa dari tahun sebelumnya masih dapat digunakan hingga Februari," jelasnya.

 

GGRM Chart by TradingView

Tahun ini penerapan cukai juga dimulai pada Februari, yang membuat marjin laba kotor kuartal I-2021 masih double digit, dibandingkan kuartal II-2021. Operating profit margin (OPM) perusahaan turun 4,9% menjadi hanya 2,2% di kuartal II-2021 dibandingkan 7,1% di kuartal II-2020 dan 7,1% di kuartal I-2021.  GGRM membukukan rugi kurs sebesar Rp 13,4 miliar di kuartal II-2021 dibandingkan keuntungan valas Rp 22,6 miliar di kuartal I-2021 dan rugi kurs Rp 23,3 miliar di kuartal II-2020.

Untuk top line, GGRM membukukan pendapatan sebesar Rp 30,8 triliun atau tumbuh 16,8% yoy dan 3,7% QoQ di kuartal II-2021. 

"Kami mengaitkan ini dengan ASP yang sedikit lebih tinggi dari produk dengan margin lebih rendah dan peningkatan volume penjualan SKM dan SKT secara yoy, karena efek berbasis rendah. Secara kumulatif di semester I-2021, GGRM membukukan pendapatan sebesar Rp 60,5 triliun dan sejalan dengan konsensus kami dan run-rate masing-masing 50% dan 49% terhadap perkiraan sepanjang 2021," paparnya.

Pihaknya menilai margin di tahun 2021 akan tetap dalam tren penurunan karena perusahaan belum sepenuhnya meneruskan kenaikan cukai 2020. Ditambah dengan kenaikan cukai signifikan lainnya untuk produk SKM tahun ini.

Utang jangka pendek GGRM turun menjadi 0 sejak kuartal I-2021. Namun, Mirae Asset menilai karena perusahaan membagikan dividen pada Juli 2021, pihaknya berasumsi perusahaan akan menerbitkan hutang jangka pendek kembali untuk tahun ini.

Dari sana, Mirae Asset Sekuritas menurunkan GGRM menjadi sell dari hold. Adapun target harga baru yang ditetapkannya sebesar Rp 27.500.

Selanjutnya: BEI kocok ulang jajaran indeks IDX30, simak daftar lengkapnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi