KONTAN.CO.ID - JAKARTA.
Top line dan
bottom line PT Harum Energy Tbk (
HRUM) kompak anjlok pada kuartal I-2024. HRUM meraup total pendapatan senilai US$ 265,97 juta dalam tiga bulan pertama 2024, turun 9,68% dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau secara
year on year (YoY). Sebagai perbandingan, pada kuartal I-2023 total pendapatan HRUM mencapai US$ 294,50 juta. Adapun, pendapatan HRUM sepanjang tiga bulan pertama 2024 didapat dari pendapatan kontrak dengan pelanggan senilai US$ 262,30 juta dan pendapatan sewa sebesar US$ 3,66 juta. Pendapatan dari kontrak dengan pelanggan merosot 10,29%, sedangkan pendapatan sewa melonjak 75,11% dibandingkan kuartal I-2023. Dalam laporan keuangan yang terbit di Bursa Efek Indonesia, Jumat (31/5), HRUM mulai membukukan pendapatan dari feronikel dan nickel matte.
Penjualan ekspor feronikel HRUM hingga periode Maret 2024 mencapai US$ 40,33 juta dan nikel matte senilai US$ 8,87 juta. Sedangkan penjualan lokal feronikel sebesar US$ 33,12 juta dan nickel matte US$ 14,99 juta. Meski sudah mencetak pendapatan dari komoditas nikel, tapi penjualan batubara HRUM turun signifikan pada kuartal I-2024. HRUM mencetak penjualan ekspor batubara US$ 155,08 juta atau turun 39% (YoY). Sementara penjualan lokal turun 74,08% (YoY) menjadi US$ 9,89 juta.
Baca Juga: Pilah Pilih Emiten Nikel, Antara NCKL, ANTM, INCO, dan HRUM, Saham Ini Bisa Dilirik Saat pendapatan turun, beban pokok pendapatan dan beban langsung HRUM justru meningkat 48,72% (YoY) menjadi US$ 195,89 juta. Alhasil, laba bruto HRUM tergerus 56,95% (YoY) dari US$ 162,79 juta menjadi US$ 70,08 juta per Maret 2024. Selanjutnya, perubahan yang signifikan terjadi pada beban lainnya US$ 38,54 juta. Bandingkan dengan kuartal I-2023 yang kala itu HRUM hanya menanggung beban lainnya sebanyak US$ 340.533. Lonjakan beban lainnya itu terjadi karena pada kuartal I-2024 ada perubahan nilai wajar investasi awal pada saat kombinasi bisnis sebesar US$ 30,71 juta. Kemudian HRUM juga mencatatkan perubahan nilai wajar investasi keuangan sebesar US$ 5,51 juta. Pada periode yang sama, bagian atas laba entitas asosiasi HRUM turun tajam dari US$ 14,72 juta pada kuartal I-2023, menjadi US$ 900.581. Hasil ini membuat laba periode berjalan HRUM anjlok 92% (YoY) dari US$ 127,61 juta menjadi tinggal US$ 10,20 juta pada kuartal I-2024. Dari jumlah tersebut, HRUM hanya mampu meraih laba bersih senilai US$ 987.319 pada kuartal I-2024. Terjun sangat dalam dibandingkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk HRUM kuartal I-2023 yang kala itu mencapai US$ 103,02 juta.
Baca Juga: Aksi Jual dan Caplok Perusahaan Nikel Ramai di Awal 2024 Dengan hasil ini, laba bersih per saham dasar HRUM ikut menyusut secara tahunan dari US$ 0,00774 menjadi US$ 0,00007 per 31 Maret 2024. Di sisi yang lain, HRUM memiliki kas dan setara kas akhir periode sebesar US$ 231,58 juta atau turun secara tahunan dari posisi sebelumnya di US$ 466,95 juta.
Namun seiring dengan ekspansi dan akuisisi yang dilakukan, total aset HRUM bertambah dari US$ 1,63 miliar per 31 Desember 2023 menjadi US$ 2,47 miliar per 31 Maret 2024. Terdiri dari aset lancar US$ 581,99 juta dan aset tidak lancar sebesar US$ 1,89 miliar. Sejalan dengan itu, total liabilitas HRUM ikut mengembang dari US$ 458,38 juta per 31 Desember 2023 menjadi US$ 1,14 miliar per 31 Maret 2024. Sedangkan total ekuitas HRUM tercatat sebesar US$ 1,33 miliar. Dari sisi pergerakan saham, HRUM menutup perdagangan bulan Mei dengan penguatan 2,56% ke level Rp 1.400 per saham pada Jum'at (31/5). Jika diukur secara
year to date, harga saham HRUM mengakumulasi kenaikan 4,87%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati