JAKARTA. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) mencatat pertumbuhan pada kinerja keuangan di semester I tahun 2013 ini. Laba bersih perusahaan menjadi Rp 1,7 triliun atau naik 1,2% dari Rp 1,68 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Selain laba bersih, penjualan neto konsolidasi perusahaan juga naik sebesar 9,3% menjadi Rp 26,86 triliun dibandingkan Rp 24,58 triliun pada tahun lalu. Berdasarkan keterbukaan perseroan, penjualan sebesar Rp 26,86 triliun tersebut disumbangkan oleh beberapa anak usahanya. Grup Branded Products (CBP) memberikan kontribusi terbesar ke perseroan sebesar 45% atau sekitar Rp 12 triliun. Grup Indofood CBP terdiri dari divisi mi instan, diary, makanan ringan, penyedap makanan, nutrisi, dan makanan khusus. Grup ini membukukan pertumbuhan penjualan sebesar 12,2%.Sementara itu, kontibusi dari anak usaha Grup Bogasari menyumbang penjulan 27% atau sekitar Rp 7,2 triliun. Total nilai penjualan grup ini naik 17,8% dikarenakan peningkatan harga jual rata-rata dan volume penjualan terigu.Kemudian anak usaha INDF dari Grup Agribisnis menyumbang 21% atau sebesar Rp 5,6 triliun terhadap kontribusi penjualan perseroan. Penjualan grup ini dilaporkan turun 7,4% yang disebabkan penurunan harga jual rata-rata produk kelapa sawit dan karet. Selain itu juga karena penurunan penjualan produk minyak danlemak nabati.Anak usaha INDF di Grup Distribusi menyumbang 8% atau sebesar Rp 2,1 triliun dari total penjualan perusahaan. Grup ini mencatat pertumbuhan penjualan sebesar 15,5% karena kenaikan penjualan dari Grup Indofood CBP."Kondisi pasar di sektor agribisnis masih penuh tantangan dan kondisi ini akan berlanjut dalam jangka pendek, sehingga berdampak negatif terhadap kinerja Grup Agribisnis," ungkap Anthoni Salim, Chief Executive Officer INDF dalam keterangan resminya, Senin (26/8). Meski begitu Anthoni tetap yakin potensi pertumbuhan Indonesia ke depannya positif. Dia bilang akan fokus mempertahankan pertumbuhan secara hati-hati dengan mencermati perkembangan kondisi makro Indonesia yang terjadi akhi-akhir ini.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Laba bersih INDF semester I naik menjadi Rp 1,7 T
JAKARTA. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) mencatat pertumbuhan pada kinerja keuangan di semester I tahun 2013 ini. Laba bersih perusahaan menjadi Rp 1,7 triliun atau naik 1,2% dari Rp 1,68 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Selain laba bersih, penjualan neto konsolidasi perusahaan juga naik sebesar 9,3% menjadi Rp 26,86 triliun dibandingkan Rp 24,58 triliun pada tahun lalu. Berdasarkan keterbukaan perseroan, penjualan sebesar Rp 26,86 triliun tersebut disumbangkan oleh beberapa anak usahanya. Grup Branded Products (CBP) memberikan kontribusi terbesar ke perseroan sebesar 45% atau sekitar Rp 12 triliun. Grup Indofood CBP terdiri dari divisi mi instan, diary, makanan ringan, penyedap makanan, nutrisi, dan makanan khusus. Grup ini membukukan pertumbuhan penjualan sebesar 12,2%.Sementara itu, kontibusi dari anak usaha Grup Bogasari menyumbang penjulan 27% atau sekitar Rp 7,2 triliun. Total nilai penjualan grup ini naik 17,8% dikarenakan peningkatan harga jual rata-rata dan volume penjualan terigu.Kemudian anak usaha INDF dari Grup Agribisnis menyumbang 21% atau sebesar Rp 5,6 triliun terhadap kontribusi penjualan perseroan. Penjualan grup ini dilaporkan turun 7,4% yang disebabkan penurunan harga jual rata-rata produk kelapa sawit dan karet. Selain itu juga karena penurunan penjualan produk minyak danlemak nabati.Anak usaha INDF di Grup Distribusi menyumbang 8% atau sebesar Rp 2,1 triliun dari total penjualan perusahaan. Grup ini mencatat pertumbuhan penjualan sebesar 15,5% karena kenaikan penjualan dari Grup Indofood CBP."Kondisi pasar di sektor agribisnis masih penuh tantangan dan kondisi ini akan berlanjut dalam jangka pendek, sehingga berdampak negatif terhadap kinerja Grup Agribisnis," ungkap Anthoni Salim, Chief Executive Officer INDF dalam keterangan resminya, Senin (26/8). Meski begitu Anthoni tetap yakin potensi pertumbuhan Indonesia ke depannya positif. Dia bilang akan fokus mempertahankan pertumbuhan secara hati-hati dengan mencermati perkembangan kondisi makro Indonesia yang terjadi akhi-akhir ini.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News