Laba bersih Indo Agri turun 8,2% di 2010



JAKARTA. Anak usaha PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), Indofood Agri Resources Ltd (Indo Agri) mencatat penurunan laba bersih sebesar 8,2% sepanjang tahun lalu. Perusahaan yang tercatat di bursa Singapura ini hanya membukukan laba bersih senilai Rp 1,402 triliun, dibanding 2009 yang mencapai Rp 1,527 triliun.Sepanjang tahun lalu, pendapatan grup usaha agribsinis ini juga hanya naik 4,9% yaitu menjadi Rp 9,5 triliun atau setara US$ 1,4 miliar.CEO sekaligus Executive Director IndoAgri Mark Wakeford dalam keterbukaan informasi BEI menyebut, penurunan laba bersih terutama disebabkan turunnya laba akibat perubahan nilai wajar biological asset. Selain itu, laba bersih kurs turun akibat revaluasi pinjaman dalam dollar Amerika Serikat.

Namun, di kuartal keempat 2010, pendapatan Indo Agri naik 30,9%, dibanding kuartal keempat 2009. Sementara, laba bersih kuartal keempat lalu melonjak 107,7% menjadi Rp 598 miliar (US$ 89 juta), dibanding kuartal keempat 2009. Kenaikan ini seiring naiknya volume penjualan minyak goreng, lemak nabati, dan benih sawit. Juga naiknya harga jual rata-rata CPO, inti sawit dan karet, serta kontribusi penjualan gula.

Mark bilang, sepanjang 2010 produksi CPO Indo Agri mencapai 740.000 ton. Perusahaan juga melakukan penanaman baru seluas 15.041 hekatre tanaman sawit, dan 2.630 hektare tebu, sehingga luas area perkebunan yang telah ditanami menjadi 242.107 hektare.Dia memperkirakan permintaan CPO akan tetap bagus di tahun ini, karena membaiknya ekonomi global, terutama permintaan dari India, China, dan negara berkembang lain. Permintaan biodiesel juga bakal naik karena kebijakan pemerintah di Eropa, Brasil, dan Argentina.Mark optimis, kapasitas produksi minyak goreng dan lemak nabati akan meningkat seiring rampungnya pabrik penyulingan CPO di Jakarta pada Desember 2010. "Sehingga akan menunjang pertumbuhan usaha kami," ujarnya.


Untuk memperkuat bisnis perkebunannya, IndoAgri juga sedang membangun pabrik gula di Sumatera Selatan dan pabrik minyak sawit di Kalimantan dan Sumatera Selatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini