KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara yang melandai membuat analis meyakini kinerja emiten tambang tahun ini akan menurun dibandingkan tahun lalu. Salah satunya yakni PT Indo Tambangraya Megah Tbk (
ITMG). Analis UOB KayHian Sekuritas Limartha Adhiputra memproyeksi, pada tahun ini laba bersih ITMG akan turun 29,8% dari estimasi tahun lalu. Pada 2022, Limartha memperkirakan laba bersih ITMG akan mencapai US$1,2 miliar, naik 147,5% secara
year-on-year (YoY). Namun di tahun ini, laba bersih emiten pertambangan batubara ini akan menyusut menjadi US$ 826,4 juta.
Tak lain dan tak bukan, penyebabnya adalah normalisasi harga batubara, yang tahun ini diperkirakan akan kembali normal di rentang US$ 260 sampai US$ 280 per ton.
Baca Juga: Saham Emiten Batubara Sudah Murah, Saatnya Beli? Berikut Saran Analis Sejalan, UOB KayHian memperkirakan, harga jual rata-rata alias
average selling price (ASP) Indo Tambangraya akan turun 24,3% YoY menjadi US$ 143 per ton dari sebelumnya US$ 189 per ton. Rendahnya ASP ini bermuara pada estimasi menurunnya pendapatan ITMG, yang diperkirakan lebih rendah 22,3% dari tahun lalu menjadi sebesar US$2,8 miliar pada tahun 2023. EBITDA milik ITMG juga diperkirakan turun 27,3% yoy menjadi US$ 1,2 miliar dari US$ 1,7 miliar pada 2022. Meski ASP diperkirakan menurun, UOB KayHian memperkirakan ITMG memproduksi 17,7 juta ton batubara pada tahun 2023, naik 5% yoy dari target produksi batubara tahun 2022 sebesar 16,9 juta ton.
Limartha mempertahankan rekomendasi sell dengan target harga Rp 30.000. “Kami mempertahankan rekomendasi jual karena harga batubara diperkirakan akan terus melemah ke level yang lebih rendah, dengan rata-rata US$ 280 per ton pada tahun 2023,” tulis Limartha dalam riset, Rabu (8/2). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari