JAKARTA. Kinerja PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) sepanjang kuartal I-2015 anjlok. Laba bersih emiten milik Grup Salim ini longsor hingga 37,3% secara year-on-year (yoy). Laba bersih perseroan per akhir Maret 2015 tercatat sebesar Rp 870,1 miliar. Sebagai perbandingan, pada periode yang sama tahun lalu mencapai Rp 1,39 triliun. Hal ini akibat penjualan bersih yang turun tipis, sebesar 0,1%, menjadi Rp 15,02 triliun. Perinciannya, kelompok usaha strategis (Grup) produk konsumen bermerek (CBP) menyumbang 52% dari total pendapatan bersih INDF. Kemudian, Bogasari sebesar 25%, Sementara agribisnis dan distribusi masing-masing berkontribusi sekitar 15% dan 8%. Di saat yang sama, sejumlah beban mengalami peningkatan, seperti beban penjualan dan distribusi naik dari Rp 1,3 triliun menjadi Rp 1,68 triliun. Beban keuangan juga melejit dari Rp 400,6 miliar menjadi Rp 767,56 miliar. Perseroan juga harus mencatatkan rugi akibat nilai wajar atas hedging kas senilai Rp 57,87 miliar. Kondisi tersebut membuat margin laba bersih menyusut dari 9,2% menjadi hanya 5,8%. Anthoni Salim, Direktur Utama dan Chief Executive Officer INDF mengatakan, jika mengesampingkan akun non recuring dan selisih kurs, laba inti yang mencerminkan kinerja operasional tumbuh 11,6% menjadi Rp 1,05 triliun dari Rp 939,9 miliar. "Tahun 2015, kondisi makro ekonomi domestik kurang kondusif, pasar penuh tantangan dan nilai tukar rupiah terus terdepresiasi," ujarnya dalam pernyataan resmi, Kamis (30/4). Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Laba bersih Indofood anjlok 37,3%
JAKARTA. Kinerja PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) sepanjang kuartal I-2015 anjlok. Laba bersih emiten milik Grup Salim ini longsor hingga 37,3% secara year-on-year (yoy). Laba bersih perseroan per akhir Maret 2015 tercatat sebesar Rp 870,1 miliar. Sebagai perbandingan, pada periode yang sama tahun lalu mencapai Rp 1,39 triliun. Hal ini akibat penjualan bersih yang turun tipis, sebesar 0,1%, menjadi Rp 15,02 triliun. Perinciannya, kelompok usaha strategis (Grup) produk konsumen bermerek (CBP) menyumbang 52% dari total pendapatan bersih INDF. Kemudian, Bogasari sebesar 25%, Sementara agribisnis dan distribusi masing-masing berkontribusi sekitar 15% dan 8%. Di saat yang sama, sejumlah beban mengalami peningkatan, seperti beban penjualan dan distribusi naik dari Rp 1,3 triliun menjadi Rp 1,68 triliun. Beban keuangan juga melejit dari Rp 400,6 miliar menjadi Rp 767,56 miliar. Perseroan juga harus mencatatkan rugi akibat nilai wajar atas hedging kas senilai Rp 57,87 miliar. Kondisi tersebut membuat margin laba bersih menyusut dari 9,2% menjadi hanya 5,8%. Anthoni Salim, Direktur Utama dan Chief Executive Officer INDF mengatakan, jika mengesampingkan akun non recuring dan selisih kurs, laba inti yang mencerminkan kinerja operasional tumbuh 11,6% menjadi Rp 1,05 triliun dari Rp 939,9 miliar. "Tahun 2015, kondisi makro ekonomi domestik kurang kondusif, pasar penuh tantangan dan nilai tukar rupiah terus terdepresiasi," ujarnya dalam pernyataan resmi, Kamis (30/4). Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News