KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laba bersih PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (
ICBP) turun 40,1% secara tahunan di semester I 2022. Padahal penjualan perseroan tumbuh 15,6% secara tahunan menjadi Rp 32,6 triliun. Analis NH Korindo Cindy Alicia Ramadhania mengatakan, penjualan ICBP terdorong dari lebih tingginya volume dan rata-rata harga jual (
average selling price/ASP) pada semua segmen. Adapun pada kuartal II 2022 penjualan tercatat Rp 15,4 triliun atau tumbuh 17,5% secara tahunan.
Semua segmen sepanjang enam bulan pertama kompak tumbuh, di mana segmen nutrisi dan makanan khusus memimpin pertumbuhan sebesar 18,7% secara tahunan. Kemudian diikuti oleh segmen makanan ringan yang tumbuh 17,8% secara tahunan, mie instan tumbuh 16,4% secara tahunan,
dairy tumbuh 14,6% secara tahunan, minuman tumbuh 12,3% secara tahunan, dan penyedap makanan tumbuh 9,9% secara tahunan.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham ICBP dari Analis Berikut Ini Di tengah kenaikan harga komoditas, laba kotor ICBP terkontraksi 0,3% secara tahunan menjadi Rp 10,4 triliun di tengah meningkatnya biaya produksi (
cost of goods sold/COGS) sebesar 24,9% secara tahunan menjadi Rp 22,2 triliun. Laba operasi juga terkontraksi 7,6% secara tahunan menjadi Rp 5,9 triliun pada semester I 2022. Selain itu, harga komoditas yang lebih tinggi menyebabkan marjin kotor pada semester I 2022 tercatat lebih rendah yaitu 31,9% dibandingkan semester I 2021 di 37%. Diikuti oleh rendahnya EBIT Margin dan marjin bersih masing-masing sebesar 18% dan 5,9% dibandingkan semester I 2021 sebesar 22,6% dan 11,4%. ICBP mencatatkan laba bersih Rp 1,9 triliun pada semester I-2022 atau turun 40,1% secara tahunan akibat tingginya forex loss dari aktivitas pendanaan. "Diketahui 95% total utang ICBP pada semester I 2022 berada dalam mata uang asing," tulisnya dalam riset Senin (12/9). Cindy menilai di tengah sentimen kenaikan harga bahan baku, ICBP masih memiliki potensi untuk mencatatkan kinerja yang baik seiring dengan tren penurunan harga gandum dunia akibat dibukanya ekspor dari Ukraina serta membaiknya panen di Kanada dan Amerika Serikat.
"Segmen Mie instan ICBP diketahui memiliki pangsa pasar sebesar 70%. Volume penjualan pada semester I 2022 tumbuh 7% yang dikontribusi oleh baik domestik maupun
overseas," jelasnya. Selain itu, ICBP sepanjang tahun 2022 juga diketahui telah menaikkan rata-rata harga jual sebesar 9%. Pada April 2022 naik sebesar 4% dan pada Juni 2022 sebesar 5%. NH Korindo menyematkan rating
buy untuk ICBP dengan target harga Rp 9.800. Adapun, risiko utama dari rekomendasinya adalah depresiasi mata uang rupiah, daya beli konsumen yang belum optimal, kenaikan harga komoditas, serta penurunan permintaan produk. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi