Laba Bersih Indosat (ISAT) Turun di 2022, Begini Proyeksi Kinerja di 2023



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indosat Tbk (ISAT) mencatatkan kinerja kurang memuaskan di 2022. Emiten telekomunikasi ini mencetak penurunan laba bersih 30% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 4,72 triliun.

Padahal, perseroan mampu mencetak pertumbuhan pendapatan yang signifikan menjadi Rp Rp 46,75 triliun. Angka itu melesat 48,9% YoY dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp 31,38 triliun.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Muhammad Nafan Aji Gusta menilai penurunan laba bersih ISAT salah satunya akibat ketatnya persaingan usaha. Sehingga membutuhkan inovasi-inovasi baru yang membutuhkan dana yang tidak kecil.


Pengeluaran belanja modal Indosat pada 2022 sebesar Rp 12,01 triliun, tidak termasuk Rp 10,02 triliun untuk aset hak guna. Dari total pengeluaran belanja modal tersebut sekitar 93,3% digunakan untuk bisnis selular ISAT untuk mendukung permintaan layanan data dan sisanya dialokasikan pada pengeluaran modal untuk MIDI, infrastruktur, dan TI

Baca Juga: Indosat (ISAT) Catatkan 102,2 Juta Pengguna pada Tahun 2022

Tahun lalu, jumlah beban ISAT juga naik 71,92% YoY menjadi Rp 36,16 triliun dari sebelumnya Rp 21,03 triliun. Hal tersebut akibat peningkatan beban depresiasi dan amortisasi, serta peningkatan biaya finansial sebagai dampak penggabungan dua perusahaan.

Rinciannya, beban penyelenggaraan jasa meningkat 55,7%, beban penyusutan dan amortisasi meningkat 34,3%, beban karyawan melesat 72,4%, beban pemasaran naik 34,9%, beban umum dan administrasi melonjak 37,7%, hingga beban operasional lain-lalin naik 27,7%.

Meski begitu, Nafan menilai prospek ISAT tahun ini masih positif. Sebabnya, trafik data akan kencang seiring persiapan politikus dalam kampanye Pemilihan Umum 2024 dan didorong peningkatan mobilitas masyarakat.

"Hal ini diharapkan dapat mendorong kinerja ISAT di 2023," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (13/2).

Baca Juga: Alokasikan Capex Rp 12 Triliun, Indosat Fokus Ekspansi ke Kawasan Timur pada 2023

Prospek ISAT tercermin pada pergerakan sahamnya yang menanjak sebulan terakhir dengan kenaikan 1,65%. Pada penutupan perdagangan Senin (13/2), harga saham ISAT naik 4,22% ke level Rp 6.175 per saham.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat pergerakan ISAT saat ini sedang berada di awal fase uptrend. Penguatan hari ini disertai dengan volume pembelian yang besar.

"Dari sisi MACD dan Stochastic yang sudah golden cross, diperkirakan ISAT akan melanjutkan penguatannya," katanya.

Herditya merekomendasikan buy on weakness ISAT dengan support Rp 6.050 dan resistance Rp 6.275. Nafan menambahkan bahwa bahwa MA 20 & 60 masih membentuk golden cross, sehingga dia merekomendasikan akumulasi ISAT dengan target harga terdekat di Rp 6.275 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati