JAKARTA. Sejak akhir tahun lalu, pebisnis kertas dan bubur kertas sedang memasuki masa-masa paling tak menyenangkan. Sebab, harga kertas dan pulp turun drastis. Makanya, kinerja emiten produsen pulp, PT Toba Pulp Lestari Tbk (INRU) selama tahun lalu kurang menggembirakan. Pendapatan bersih INRU turun 16,1%, dari US$ 137,6 juta pada 2007 menjadi US$ 115,5 juta tahun lalu. Padahal, volume penjualan naik 9% menjadi 197.466 ton. Penurunan pendapatan ini akibat harga pulp turun pada kuartal empat 2008. Laba bersih INRU pun turun 83%, dari US$ 11,8 juta di 2007 menjadi US$ 2 juta di 2008 lalu. "Kami mengharapkan pasar akan kembali pulih pada semester kedua 2009," ujar Presiden Direktur Toba Pulp Lestari Roli Arifin, dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), pekan lalu.
Laba Bersih INRU Turun 83%
JAKARTA. Sejak akhir tahun lalu, pebisnis kertas dan bubur kertas sedang memasuki masa-masa paling tak menyenangkan. Sebab, harga kertas dan pulp turun drastis. Makanya, kinerja emiten produsen pulp, PT Toba Pulp Lestari Tbk (INRU) selama tahun lalu kurang menggembirakan. Pendapatan bersih INRU turun 16,1%, dari US$ 137,6 juta pada 2007 menjadi US$ 115,5 juta tahun lalu. Padahal, volume penjualan naik 9% menjadi 197.466 ton. Penurunan pendapatan ini akibat harga pulp turun pada kuartal empat 2008. Laba bersih INRU pun turun 83%, dari US$ 11,8 juta di 2007 menjadi US$ 2 juta di 2008 lalu. "Kami mengharapkan pasar akan kembali pulih pada semester kedua 2009," ujar Presiden Direktur Toba Pulp Lestari Roli Arifin, dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), pekan lalu.