Laba bersih KIJA tumbuh 29% di 2016



JAKARTA. Sepanjang 2016, PT Kawasan Industri Jababeka (KIJA) membukukan pendapatan Rp 2,93 triliun, atau menyusut 7% dibanding pendapatan 2015. Meski demikian, KIJA masih mampu meraih pertumbuhan laba bersih 29% year-on-year (yoy) menjadi Rp 436,62 miliar pada 2016.

Sekretaris Perusahaan KIJA Muljadi Suganda menyebutkan, pendapatan KIJA menurun lantaran ada masalah di pembangkit listrik. Tahun lalu. "Tapi secara keseluruhan ada penurunan di bidang properti," kata dia kepada KONTAN, Rabu (5/4).

Meski demikian, tahun lalu KIJA bisa melampaui target marketing sales Rp 1,56 triliun. Penjualan di Cikarang masih berkontribusi paling besar, mencapai Rp 1 triliun. Sepanjang tahun ini, manajemen menargetkan marketing sales sebesar Rp 2 triliun.


Pada 2017, KIJA mengharapkan kontribusi dari kawasan industri seperti Kendal dan Cikarang. Selain itu, emiten ini mengharapkan kontribusi kawasan Tanjung Lesung.

Saat ini, KIJA memiliki reccuring income sebesar 56%. Meski tak menyebutkan secara detail strateginya, Muljadi menyatakan KIJA berupaya meningkatkan reccuring income. Ia mencontohkan, seperti bisnis Cikarang Dry Port yang meski kontribusinya masih kecil, tapi pertumbuhannya sebesar 30%-40%.

Tahun ini, manajemen menyiapkan belanja modal sebesar Rp 600 miliar. Dana ini untuk akuisisi lahan. Pendanaan untuk belanja modal ini berasal dari kas internal dan manajemen belum berencana melakukan aksi korporasi dalam waktu dekat.

Analis NH Korindo Securities Bima Setiaji menilai, tahun ini prospek KIJA cukup bagus. Tambah lagi, emiten ini menargetkan marketing sales melebihi target 2016.

"Di awal 2017, KIJA telah menjual 1,8 ha lahan di Kendal dengan harga rata-rata Rp 1,4 juta per m2," kata Bima, kemarin. Ia merekomendasikan beli KIJA dengan target Rp 420 per saham. Harga KIJA kemarin Rp 330 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie