Laba bersih KINO turun drastis di semester I-2020, begini penjelasan manajemen



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang enam bulan pertama tahun 2020, PT Kino Indonesia Tbk (KINO) mencatat penurunan pendapatan dan laba bersih. Mengutip laporan keuangan semester I-2020, KINO mencatat laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 118,64 miliar anjlok 67,52% dibanding semester I-2019 yang mencapai Rp 365,29 miliar. 

Sementara itu, penjualan KINO pada semester I-2020 tercatat sebesar Rp 2,19 triliun turun 1,35% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 2,22 triliun. 

Baca Juga: Laba Kino Indonesia (KINO) tertekan 67,52% di semester I 2020


Direktur Keuangan PT Kino Indonesia Tbk Budi Muljono menjelaskan penurunan laba bersih ini lantaran KINO tidak mencatatkan keuntungan pembelian dalam diskon di sepanjang tahun 2020. Sementara di semester I-2019 KINO mencatatkan akun keuntungan pembelian dalam diskon hingga Rp 264,21 miliar. 

" Sehingga perbandingan tidak apple to apple. Perbandingan yang benar adalah laba bersih naik 21,7%," jelas Budi kepada Kontan.co.id, Senin (27/7). 

Asal tahu saja, jika akun keuntungan pembelian dalam diskon tidak dicantumkan, maka laba tahun berjalan KINO sepanjang semester I-2019 tercatat Rp 96,76 miliar. Lebih rendah dibanding laba tahun berjalan KINO di semester I 2020 yang mencapai Rp 117,71 miliar

Sebenarnya, laba yang tampak tertekan ini juga telah dialami di kuartal I 2020. Pada saat itu, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 81% year on year (yoy) menjadi Rp 57,85 miliar. Akan tetapi jika  keuntungan pembelian dengan diskon dikeluarkan dari laporan keuangan, maka laba di kuartal I 2019 tercatat Rp 41,92 miliar. 

Sekadar mengingatkan, pada 14 Januari 2019, KINO mengakuisisi 51% saham PT Kino Food Indonesia (KFI) dengan jumlah harga perolehan Rp 74,9 miliar. Sebelumnya KFI merupakan entitas asosi asi dari KINO. Oleh karena transaksi ini, KINO mencatatkan akun keuntungan pembelian dalam diskon. 

Untuk penjualan yang terkikis tipis, KINO menjelaskan penurunan tersebut dipicu Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mempengaruhi aktivitas masyarakat. Adapun PSBB itu diterapkan di beberapa wilayah di Indonesia. Di sisi lain, pandemi Covid-19 dirasa memperlambat penjualan ke beberapa negara. 

Sekadar informasi, untuk  semester I 2020 penjualan KINO masih ditopang oleh segmen personal care hingga Rp 1,11 triliun. Setelahnya disusul oleh segmen beverage yang berkontribusi hingga Rp 847 miliar. Sementara untuk food and pet food berkontribusi Rp 195 miliar. Penjualan paling mini justru dicatatkan oleh segmen pharmaceutical hingga Rp 45 miliar.

Baca Juga: Beban Biaya Iklan dan Promosi Tinggi, Ini yang Dilakukan Sido Muncul dan KINO

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi