Laba bersih Maybank Indonesia naik 16,3%



JAKARTA. PT Bank Maybank Indonesia Tbk mengumumkan sampai dengan semester I 2017 laba bersih setelah pajak dan kepentingan pengendali (profit after tax & minority interest/PATAMI) mengalami peningkatan sebanyak 16,3% menjadi Rp 998,5 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu atau year on year (yoy) sebesar Rp 858,4 miliar. Pertumbuhan laba tersebut didorong dari Net Interest Income (NII) yang meningkat 7% menjadi Rp 3,8 triliun pada semester I 2017 dibanding semester I 2016 sebesar Rp 3,6 triliun.

Sementara itu, margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) perseroan juga naik 0,3% menjadi 5,3% dibandingkan Juni 2016 yang berada di level 5%. Pendapatan non bunga bersih Maybank juga meningkat 9,1% dari Rp 1,3 triliun pada 30 Juni 2016 menjadi Rp 1,5 triliun per akhir Juni 2017. Presiden Direktur Maybank Taswin Zakaria mengatakan peningkatan tersebut didapat melalui produk bancassurance, loan recovery, remitansi dan layanan lain yang disediakan bank. Pasalnya transaksi perbankan global perseroan membukukan pertumbuhan kredit sebesar 18,9% menjadi Rp 27,3 triliun pada Juni 2017 setelah sejumlah transaksi berhasil tercapai serta dilakukannya re-aligning dan re-profiling nasabah. Sementara kredit usaha mikro, keciil dan menengah (UMKM) dan business banking bank bersandi emiten BNII hanya tumbuh 2% yoy menjadi Rp 50,1 triliun.

Adapun, kredit retail banking Maybank turun 6,4% menjadi Rp 42,5 triliun pada Juni 2017 sehubungan dengan melambatnya daya beli konsumen. Dari sisi kualitas pembiayaan atau non performing loan (NPL) sampai dengan Juni 2017 terjaga di level 3,6% secara gross dan 2,4% nett.


Perseroan juga membukukan biaya provisi 15,7% lebih rendah yaitu sebesar Rp 835,8 miliar pada Juni 2017 dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 991,1 miliar. Dari sisi rasio kredit terhadap pendanaan atau loan to deposit ratio (LDR) berada di level 86,7% sementara loan to funding ratio (LFR) ada di level 85,9%. Sementara dari sisi pendanaan, tercatat dana pihak ketiga (DPK) hanya tumbuh single digit sebesar 5% dari Rp 114,1 triliun pada semester pertama 2016 menjadi Rp 119,8 triliun di semester I 2017.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dessy Rosalina