Laba Bersih Maybank Indonesia Tumbuh 2,15% di Kuartal I-2022



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Maybank Indonesia Tbk tercatat membukukan laba bersih secara konsolidasi atau laba tahun berjalan yang diatribusikan ke entitas induk sebesar Rp 388,2 miliar di tiga bulan pertama 2022. 

Capaian tersebut hanya tumbuh 2,15% dari periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy). 

Bahkan secara bank only, kinerja Maybank masih kontraksi 6,3% yoy di kuartal I-2022 menjadi Rp 264,7 miliar. 


Berdasasarkan laporan keuangan Maybank yang dipublikasikan pada Kamis (28/4), kinerja perseroan belum menggembirakan karena pendapatan bunga bersih secara konsolidasi juga stabil di Rp 1,74 triliun. 

Lalu pendapatan komisi/fee dan administrasi juga turun dari Rp 261,3 miliar di triwulan pertama tahun lalu menjadi Rp 203,4 miliar. 

Meski pendapatan bunga bersih menurun, margin bunga bersih atau Net Interest Margin (NIM) naik 45 basis poin menjadi 4,8% di kuartal pertama 2022, didukung biaya dana (cost of fund) yang rendah dan pertumbuhan CASA yang kuat.

Baca Juga: Cum Date Dividen Sejumlah Emiten Jatuh pada Pekan Ini, Mana yang Menarik?

Namun, total pendapatan non bunga Maybank naik 4,9% menjadi Rp 475 miliar dari Rp 453 miliar tahun lalu. Itu utamanya didukung oleh pendapatan fee transaksi global market yang naik 46,0% menjadi Rp 51 miliar dari Rp 35 miliar tahun lalu serta fee based income dari anak usaha.

Meskipun pemulihan ekonomi tetap berlangsung sejak akhir tahun 2021 lalu, Taswin Zakaria Presiden Direktur Bank Maybank Indonesia mengatakan, perseroan menghadapi tantangan laju pertumbuhan kredit di tengah kondisi bisnis dan perdagangan yang masih dalam tahap penyesuaian pasca pandemi Covid-19 selama dua tahun ke belakang, diikuti lonjakan kasus positif varian Omicron di kuartal pertama 2022.

Kredit bank ini menurun 2,2% yoy menjadi Rp 99,52 triliun dari Rp101,74 triliun tahun lalu. Kredit segmen Global Banking turun 3,4% menjadi Rp 35,26 triliun dari Rp36,50 triliun, kredit segmen Community Financial Services (CFS) yang terdiri dari kredit ritel dan non-ritel juga turun 1,5%, disebabkan terutama oleh segmen CFS Non-Ritel yang turun 8,9%. 

Namun, kredit segmen CFS Ritel masih dapat membukukan pertumbuhan positif sebesar 5,7% yoy dan tumbuh 1,9%  dari kuartal sebelumnya karena didorong pertumbuhan pembiayaan properti.

Pembiayaan properti atau Kredit Pemilikan Rumah (KPR) masih terus bertumbuh secara konsisten sejak paruh kedua tahun 2021 dan terus menjadi motor penggerak pertumbuhan kredit di segmen CFS Ritel. Kredit KPR menyumbang pertumbuhan tertinggi kepada segmen CFS Ritel yakni sebesar 10,8% dengan total kredit yang tersalurkan mencapai Rp 15,59 triliun dari Rp 14,07 triliun tahun lalu.

Total dana pihak ketiga (DPK) turun 9,5% menjadi Rp105,98 triliun karena danya penurunan deposito 18,9% menjadi Rp56,03 triliun. Hal ini selaras dengan strategi Bank untuk memperkuat likuiditas dengan mengoptimalkan simpanan berbiaya murah, serta layanan perbankan digital untuk menghimpun simpanan nasabah.

Dana murah atau CASA tumbuh 4,1% menjadi Rp 49,95 triliun dari Rp47,99 triliun, terdiri dari tabungan dan giro yang masing-masing tumbuh 7,9% dan 1,1%. Pertumbuhan pada CASA tersebut, mendorong Rasio CASA Bank menjadi 47,1% dari 41,0% pada Maret 2021.

Posisi likuiditas Bank tetap kuat dimana LDR ada di level 82%. Permodalan juga kuat dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) tercatat 26,5% pada Maret 2022. Total modal Bank tercatat naik menjadi Rp27,94 triliun pada Maret 2022 dari Rp26,87 triliun pada Maret 2021.

“Kami memulai tahun 2022 dengan optimisme setelah dua tahun masa-masa yang penuh tantangan. Di kuartal pertama tahun ini, kami melihat tren positif terhadap laba Bank, didukung oleh upaya dalam mengelola biaya di seluruh lini bisnis, disertai pertumbuhan fee dan kredit ritel. Kami akan melanjutkan strategi dan inisiatif untuk mendukung pertumbuhan kredit dan memperkuat basis nasabah melalui akuisisi, serta fundamental Bank," kata Taswin dalam keterangan resminya, Kamis (28/4). 

Melalui serangkaian solusi keuangan maupun layanan perbankan digital Bank Maybank, dia berharap perseroan dapat menjawab kebutuhan nasabah dan masyarakat selaras dengan misi Bank, Humanising Financial Services.

Tahun ini, Maybank juga akan terus fokus pada upaya transformasi digital dan membangun bisnis yang berkelanjutan, dengan memanfaatkan platform digital untuk terus berkembang dan mengintegrasikan seluruh aspek layanan Bank dalam memenuhi kebutuhan berbagai nasabah.

Rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) Maybank secara gross turun dari 4,16% ke 3,9%. namun NPL net meningkat dari 2,44% ke level 2,76%. 

Taswin bilang, Bank Maybank akan terus menerapkan prinsip kehati-hatian (prudent banking) dan mempertahankan risk posture pada tingkat yang sehat untuk memastikan kualitas aset tetap terjaga.

Sejak 2020, Maybank Indonesia mengambil langkah konservatif dalam mencadangkan provisi pada portofolio di seluruh segmen bisnis yang terdampak kondisi ekonomi yang menantang. Pencadangan provisi juga dilakukan Bank pada 2022, khususnya bagi segmen pembiayaan syariah. 

Meskipun demikian, Maybank mencatat biaya provisi turun sebesar 22,3% menjadi Rp212 miliar oleh karena upaya aktif Maybank dalam menjalankan program restrukturisasi kredit, dan terus mendampingi debitur yang masih menghadapi tantangan untuk menjaga kualitas asetnya.

Bank mampu mengendalikan biaya overhead yang tercatat sebesar Rp 1,44 triliun. Bank tetap disiplin dalam menerapkan pengelolaan biaya berkelanjutan di seluruh organisasi dan pada kegiatan usahanya untuk memastikan agar setiap biaya yang dikeluarkan dapat berkontribusi bagi peningkatan pendapatan Bank.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi