Laba bersih Millenium Pharmacon (SDPC) tergerus beban bunga di semester I 2019



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski raihan revenue PT Millenium Pharmacon International Tbk (SDPC) di paruh pertama tahun ini meningkat, namun bottomline perusahaan mengalami penurunan. Hal ini dipengaruhi terlambatnya pembayaran produk obat dan alat kesehatan oleh rumah sakit pemerintah.

Berkaca pada laporan keuangan selama semester I 2019 pendapatan perseroan tercatat senilai Rp 1,34 triliun atau naik 20,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,11 triliun.

Baca Juga: Summarecon (SMRA) dan Metland (MTLA) tak merevisi target marketing sales 2019


"Pertumbuhan pendapatan dicapai secara organik. Sales di sebagian besar principal MPI yang tersedia terus bertambah," ujar Mohamad Muhazni bin Mukhtar, Direktur Utama SDPC kepada Kontan.co.id, Jumat (20/9).

Sementara beban pokok penjualan mengalami kenaikan yang sama 20,7% year on year (yoy) menjadi Rp 1,22 triliun sampai akhir Juni 2019.

Sehingga laba kotor yang tercatat pada masa itu Rp 117,33 miliar, masih mengalami peningkatan 17,1% dibandingkan periode semester I tahun lalu Rp 100,13 miliar.

Namun dari segi biaya keuangan terdapat peningkatan dari Rp 13,88 miliar di semester-I 2018 menjadi Rp 25,4 miliar di semester I 2019. Alhasil laba bersih tergerus 42% yoy menjadi Rp 7,18 miliar di paruh pertama 2019.

Muhazni bilang bahwa kenaikan beban tersebut dikarenakan peningkatan beban bunga yang disebabkan keterlambatan pembayaran dari rumah sakit pemerintah.

Baca Juga: Cakupan XL Home telah menjangkau 195.000 homepass

Tampaknya hal ini terkait program BPJS, dimana selama ini partisipasi SDPC di dalam e-catalogue bergantung kepada strategi prinsipal itu sendiri.

Kalau produk obat resep, kontribusi dari e-catalogue bagi SDPC diakui manajemen masih terlalu kecil. Tetapi prinsipal alat kesehatannya lebih gencar bermain di e-catalogue.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi