Laba bersih Pegadaian meningkat



JAKARTA. Bisnis gadai tak redup meski ekonomi lesu. Lihat saja, laba PT Pegadaian yang masih tumbuh tinggi di kuartal III tahun ini. Pergerakan harga emas yang lebih stabil menjadi salah satu pendorong kinerja Pegadaian pada tahun ini.

Riswinandi, Direktur Utama Pegadaian, mengatakan, hingga Agustus 2015, Pegadaian sudah mengantongi laba sekitar Rp 1,3 triliun. Jumlah tersebut setara dengan 72,2% dari target tahunan Pegadaian yang diharapkan bisa mengantongi Rp 1,8 triliun.

Nah, kenaikan laba bersih Pegadaian tersebut berlanjut hingga akhir kuartal III tahun ini, yakni mencapai lebih dari Rp 1,4 triliun. "Masih on the track dengan target kami," kata Riswandi, kemarin. Jika dibandingkan dengan laba bersih kuartal III tahun lalu yang sebesar Rp 1,02 triliun, laba bersih Pegadaian tersebut sama saja naik 37,25%.


Pencapaian hingga kuartal III tersebut menyulut keyakinan Pegadaian bahwa pencapaian laba hingga akhir tahun nanti bisa melebihi target yang sebesar Rp 1,8 triliun. Riswandi berkeyakinan hal tersebut bisa tercapai. Sebab, hampir 98% nasabah Pegadaian merupakan nasabah produktif yang membutuhkan pendanaan.

Lagi pula, kondisi ekonomi diproyeksikan makin membaik di kuartal IV ini sehingga bisa meningkatkan kebutuhan dana masyarakat. Diversifikasi Hingga Agustus 2015, penyaluran pembiayaan Pegadaian telah mencapai Rp 30,7 triliun. Angka tersebut telah mendekati target sampai akhir tahun yakni Rp 31,5 triliun.

Berarti, penyaluran pembiayaan Pegadaian telah memenuhi 97,4% dari target. Meski demikian pada September 2015, kata Riswandi, ada pelambatan. Padahal biasanya laju pembiayaan selalu menanjak naik setelah lewat hari raya Idul Fitri. Pembiayaan tersebut melambat karena penurunan harga emas di bulan September.

Untuk meningkatkan bisnis pembiayaan, Pegadaian akan memperbesar pembiayaan di luar gadai emas. Ini adalah strategi perusahaan pelat merah ini untuk meminimalisir risiko bila terjadi fluktuasi harga emas.

Harianto Widodo, Direktur Pegadaian menyebut, porsi gadai non emas Pegadaian baru sebesar 10% dari total pembiayaan atau sekitar Rp 3,15 triliun. Nah pada 2018, porsi dari gadai non emas diharapkan bisa 20%. "Kami akan menaikkan secara bertahap," kata dia.

Antisipasi gejolak harga emas juga bisa dilakukan dengan mengembangkan pendapatan berbasis komisi alias fee based income Menurut Widodo, porsi fee based income Pegadaian terhadap total pendapatan baru 1%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie