Laba bersih Philip Morris tergerus 2,1% sepanjang kuartal I-2018



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Phillip Morris International Inc (PMI) membukukan penurunan laba bersih sepanjang kuartal pertama 2018. Turunnya laba bersih perusahaan rokok terbesar di dunia ini sejalan dengan pendapatan operasioanl yang berkurang akibat terjadinya penurunan volume pengiriman.

Berdasarkan laporan keuangan kuartalan yang dirilis, Kamis (19/4), laba bersih PMI turun 2,1% menjadi US$ 1,56 miliar. Dalam periode yang sama di tahun sebelumnya, laba bersih PMI sebesar US$ 1,59 miliar.

Induk usaha PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) ini mencatat pendapatan operasional sebesar US$ 2,43 miliar. Angka ini naik tipis 0,4% dibanding capaian kuartal pertama 2017. Namun, di luar keuntungan mata uang, pendapatan operasional PMI sepanjang kuartal-1 2018 mengalami penurunan 2,7%.


Total volume pengiriman perusahaan juga tercatat turun 2,3% dari 177,99 juta unit menjadi 173,85 unit. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya volume pengiriman rokok di negara Uni Eropa seperti Prancis, Jerman, dan Polandia, serta negara-negara Eropa Timur, Afrika, dan Timur Tengah. Penjualan ke negara-negara Gulf Cooperation Council (GCC), termasuk di ataranya Arab Saudi, yang menurun turut menyeret jumlah volume pengiriman PMI di awal tahun ini.

Meskipun volume pengiriman rokok turun 5,3% menjadi 164,3 juta unit, PMI meraih kenaikan pengiriman produk tembakau yang dipanaskan hingga 100% dari 4,44 juta unit menjadi 9,57 juta unit di kuartal pertama ini.

Volume pengiriman rokok masih didominasi oleh Uni Eropa, Asia Selatan, dan Asia Tenggara. Namun, Asia Selatan dan Tenggara menjadi satu-satunya wilayah yang mencatat kenaikan volume pengiriman produk rokok sebesar 6,1% sepanjang kuartal pertama tahun ini di saat wilayah lainnya mencatat penurunan.

Adapun, PMI tetap mencatat kenaikan pendapatan bersih 13,7% menjadi US$ 6,90 miliar dari sebelumnya US$ 6,06 miliar. Sementara, pertumbuhan pendapatan bersih di luar keuntungan mata uang tercatat hanya naik 8,3%.

"Kami memulai tahun dengan kuat. Pertumbuhan pendapatan bersih mencapai lebih dari 8% pada kuartal pertama. Ini didorong oleh volume pengiriman yang lebih tinggi untuk unit tembakau yang dipanaskan dan penjualan perangkat IQOS. Ditambah dengan harga yang lebih tinggi dari produk rokok kami," ujar André Calantzopoulos, CEO Phillip Morris International, dalam keterangan resminya.

Selain itu, Philip Morris juga memperkirakan kenaikan laba per saham (EPS) dilusi di tahun 2018. Perusahaan memproyeksi laba berada pada kisaran US$ 5,25 - US$ 5,40 per saham dengan kurs yang berlaku. Proyeksi tersebut lebih tinggi 35%-39% daripada capaian tahun 2017 yang tercatat sebesar US$ 3,88 per saham.

Kenaikan laba per saham ini berdasarkan pada asumsi perusahaan akan mencapai pertumbuhan pendapatan bersih sekitar 8%, arus kas operasi lebih dari US$ 9 miliar, dan total belanja modal sekitar US$ 1,7 miliar. Selain itu, PMI juga mengasumsikan tarif pajak efektif satu tahun penuh di AS sekitar 26%, serta tidak adanya pembelian kembali saham

Editor: Wahyu T.Rahmawati