Laba bersih Samsung melambat di akhir 2013



SEOUL. Akhir tahun lalu, kinerja Samsung Electronics Co kurang memuaskan. Selama tiga bulan terakhir 2013, produsen smartphone terbesar di dunia ini mencetak pertumbuhan laba bersih paling lambat sejak 2011. Faktor pemicunya, kehadiran produk baru iPhone yang memikat konsumen dan penguatan nilai tukar won Korea Selatan (KRW).

Selama periode tiga bulan yang berakhir 31 Desember 2013, Samsung mencatatkan pertumbuhan laba bersih, tidak termasuk kepentingan minoritas, sebesar 5,4% menjadi KRW 7,22 triliun (US$ 6,7 miliar). Ini adalah pertumbuhan laba bersih paling lambat sejak Samsung mencetak penurunan laba pada kuartal ketiga 2011.

Margin untung Samsung tertekan lantaran para pesaingnya terus merongrong penjualan Samsung Galaxy. Selain iPhone yang maskin bersinar di kelas high-end, produk Samsung menghadapi tantangan dari perangkat bergerak yang cukup murah, seperti besutan Lenovo Group Ltd dan Huawei Technologies Co.


Di sisi lain, Samsung menyatakan penguatan nilai tukar won Korsel justru memangkas laba mereka sebesar KRW 700 miliar. Belum lagi pengeluaran terkait pembayaran bonus kepada karyawan dan biaya untuk menggenjot pemasaran. Samsung siap merilis perangkat high-end terbaru S5 untuk bertarung dengan produk Apple.

Analis memprediksi, laba Samsung akan tetap stagnan pada tahun ini. "Karena pertumbuhan Samsung yang cukup signifikan sejak dua hingga tiga tahun lalu telah berakhir," ungkap Lee Sun Tae, analis NH Investment & Securities Co, Jumat (24/1).

Kinerja Samsung, yang meraih lebih dari 80% penjualannya dari pasar luar negeri, telah terpukul akibat penguatan nilai tukar won. Selama kuartal keempat 2013, mata uang Korsel ini mencatatkan kinerja terbaik di Asia terhadap dollar Amerika Serikat, yakni meningkat 2,4%. Kenaikan won justru memangkas nilai penjualan luar negeri Samsung.

Di saat yang sama, perusahaan yang berbasis di Suwon ini membagikan bonus khusus senilai KRW 800 miliar kepada para karyawan, dalam rangka merayakan usia ke-20 perusahaan.

Samsung menyatakan belanja modal tahun ini akan sama dengan posisi tahun lalu. Perusahaan teknologi terbesar di Asia ini mengeluarkan KRW 23,8 triliun untuk belanja modal pada tahun lalu.

Pendapatan usaha unit mobile Samsung, penyumbang keuntungan terbesar perusahaan, mencapai KRW 5,47 triliun pada kuartal keempat tahun lalu. Jumlah ini tak jauh berbeda daripada posisi setahun yang lalu. Namun, pencapaian terakhir Samsung jauh di bawah rekor laba bersih sebesar KRW 6,7 triliun selama tiga bulan yang berakhir 30 September 2013.

"Dua tantangan utama Samsung di 2014 adalah mempertahankan kepemimpinan di China dan AS, sekaligus mengembangkan bisnis tablet yang cukup cepat untuk bersaing dengan iPad milik Apple," ujar Neil Mawston, Direktur Eksekutif Strategy Analytics.

Editor: Sandy Baskoro