Laba Bersih Sejumlah Emiten LQ45 Naik Ratusan Persen, Intip Rekomendasi Saham Berikut



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten yang tergabung dalam indeks LQ45 telah melaporkan hasil kinerja kuartal ketiga 2022. Dari 24 emiten yang telah melaporkan kinerjanya, sembilan emiten mencatatkan kenaikan laba bersih di atas 50% dan dua emiten berhasil keluar dari posisi rugi bersih.

Emiten dengan kenaikan laba bersih terbesar datang dari PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) dengan pertumbuhan laba bersih sebesar 2.454% secara tahunan (YoY). Disusul dari sektor energi ada PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dengan kenaikan 352,21% YoY, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) 110% YoY dan PT United Tractors Tbk (UNTR) 103,07% YoY.

Lalu dari sektor keuangan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) tumbuh 76,8% YoY, PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) 64,4% YoY, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) 59,4% YoY, dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) 58,7% YoY.


Selanjutnya, ada PT Astra International Tbk (ASII) dengan pertumbuhan laba bersih 55,84%. Sementara, dua emiten yang berhasil lepas dari posisi rugi bersih adalah PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dan PT Bank Jago Tbk (ARTO).

Baca Juga: Saham Big Cap Dominasi Laggard IHSG, Berikut Prospeknya Menurut Analis

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Desy Israhyanti mencermati, pertumbuhan pada emiten energi didorong dari kenaikan harga acuan dan kenaikan permintaan. Lalu, emiten-emiten keuangan terdorong dari pembukaan aktivitas masyarakat yang mendorong perusahaan-perusahaan cukup ekspansif.

"Itu mendorong pertumbuhan kredit signifikan hingga membawa kinerja keuangan yang cukup baik," ujar dia kepada Kontan.co.id, Selasa (1/11).

Desy juga mengamati, pertumbuhan kinerja Grup Astra lantaran aktif berekspansi mengembangkan diversifikasi bisnis baik di bidang kesehatan maupun EV dan energi terbarukan. Selain itu, pulihnya mobilitas masyarakat turut menaikkan permintaan otomotif.

Baca Juga: IHSG Turun 0,66% ke 7.052, Sektor Energi Terjun 2,98% Pada Selasa (1/11)

Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana menambahkan, emiten-emiten tersebut juga masih berpotensi melanjutkan pertumbuhan kinerja yang positif. Apalagi Indonesia merupakan negara yang cukup unik lantaran meskipun di luar khawatir resesi, tapi Indonesia diuntungkan atas ekspor energi.

"Sisi itu bisa mendorong pertumbuhan ekonomi apalagi Indonesia juga menjadi pusat untuk mobil listrik karena produksi nikel yang besar sehingga bisa membawa investasi asing langsung, utamanya ke tambang," kata Wawan.

Kinerja saham emiten-emiten tersebut, menurut Wawan juga masih berpotensi untuk terus naik. Hal tersebut diiringi optimisme Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sampai akhir tahun bisa ditutup di 7.400.

Selain itu, dengan kinerja yang sudah tumbuh signifikan tetapi valuasi saham-saham tersebut juga masih murah. Wawan memaparkan, PER industri keuangan LQ45 di luar ARTO rata-ratanya 15 kali dengan PBV 2,25 kali dan PER industri komoditas di 7,3x.

Baca Juga: 10 Saham Ini Jadi Top Leaders IHSG Oktober 2022, Simak Prospek dan Rekomendasinya

Menilik RTI, saham-saham tersebut masih berada di bawah rata-rata industrinya. Contoh, PER BMRI sebesar 11,87 kali dengan PBV 2,29 kali. Lalu dari emiten komoditas ambil contoh ADRO memiliki PER sebesar 3,10 kali.

Wawan melihat investor yang baru akan masuk belum terlambat. "Masih sangat seksi karena valuasinya belum mahal," ujar dia.

Oleh sebab itu, Wawan merekomendasikan saham ADRO, PTBA, UNTR, BMRI, BBNI, dan ASII. Untuk ASII, dia menilai prospeknya yang baik dengan pertumbuhan penjualan mobil.

"Memang ada kekhawatiran dengan kenaikan suku bunga, tetapi tidak akan terlalu berpengaruh," kata dia.

Baca Juga: Saham Big Cap Dominasi Laggard IHSG, Berikut Prospeknya Menurut Analis

Di sisi lain, untuk emiten berbasis teknologi seperti EMTK, BUKA, dan ARTO kendati berhasil mencetak kinerja apik tetapi belum disarankan. Dia mencontohkan BUKA, walaupun berhasil membalikkan rugi bersih tetapi itu bukan berasal dari bisnis inti melainkan dari keuntungan investasi yang berarti tidak ada cashflow baru.

Lalu untuk ARTO dinilainya berhasil tumbuh melalui bisnis inti, tetapi masih terbilang kecil mengingat kapitalisasi ARTO yang sangat besar. Sehingga, dia menyarankan untuk investor yang mau masuk saham teknologi untuk mencermati fundamental emitennya.

Secara teknikal, analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana juga melihat saham ASII, BBRI, BBTN dan UNTR sangat menarik. "Untuk saham-saham tersebut bisa dilakukan buy on weakness," ujar dia.

Baca Juga: IHSG Berpotensi Melemah Pada Perdagangan Rabu (2/11), Ini Sentimennya

Desy juga mengingatkan kendati emiten-emiten tersebut telah mencetak pertumbuhan kinerja yang signifikan, sentimen dari hal tersebut bersifat jangka pendek terhadap harga sahamnya. Sebab, dinamika pasar yang sangat cepat dan sensitif terhadap sentimen-sentimen baru yang beredar.

Saat ini Desy menjagokan saham komoditas, yakni PTBA, ASII, UNTR dan BMRI. PTBA didukung oleh kontrak penjualan stabil dengan PLN dan royal membagikan dividen.

"Kami juga bullish terhadap Grup Astra yakni ASII dan UNTR yang gencar berekspansi serta perbankan dengan segmen korporasi seperti BMRI," pungkas Desy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati