Laba bersih Semen Baturaja (SMBR) merosot 60,46% sepanjang 2019



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kuartal pertama tahun ini nampaknya menjadi periode yang cukup berat bagi PT Semen Baturaja Tbk. Sepanjang Januari - Desember 2019, emiten berkode saham SMBR ini membukukan pendapatan sebesar Rp 1,99 triliun atau naik tipis 0,18% dibanding periode sama tahun lalu.

Pendapatan yang cenderung stagnan tersebut sebenarnya dibarengi oleh penurunan pada sisi beban pokok penjualan. Berdasarkan laporan keuangan tahun 2019 yang  dipublikasikan pada Jumat (29/5), beban pokok penjualan SMBR tercatat mengalami penurunan 12,76% secara tahunan atau year-on-year (yoy) menjadi Rp 1,12 triliun sepanjang 2019.

Sebelumnya, beban pokok pendapatan SMBR mencapai Rp 1,28 triliun pada kuartal I tahun lalu. Alhasil, SMBR masih mampu membukukan pertumbuhan laba kotor 23,80% yoy dari Rp 706,64 miliar di tahun 2018 menjadi Rp 874,88 miliar pada tahun 2019.


Baca Juga: Hadapi oversupply semen, Semen Baturaja (SMBR) terus genjot bisnis hilir

Tapi, pertumbuhan laba kotor juga diiringi oleh kenaikan pada sejumlah pos beban. Beban penjualan misalnya, meningkat 88,73% yoy menjadi Rp 341,70 miliar di tahun 2019. Sebelumnya, beban penjualan SMBR hanya mencapai Rp 181,05 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Kenaikan juga dijumpai pada pos beban umum dan administrasi serta beban keuangan. Sepanjang tahun 2019, beban umum dan administrasi SMBR tercatat naik 11,76% yoy dari semula Rp 277,29 miliar di tahun 2018 menjadi Rp 309,92 miliar pada tahun 2019. Sementara itu, beban keuangan naik 32,83% yoy dari semula Rp 118,64  miliar di tahun 2018 menjadi Rp 157,60 miliar di tahun 2019.

Baca Juga: Komisaris dan Direktur Emiten Semen Ini Beli Saham Perusahaannya Sendiri

Laba bersih SMBR merosot 60,46%yoy menjadi Rp 30,07 miliar di tahun 2019. Laba bersih SMBR mencapai sebesar Rp 76,07 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Per akhir Desember 2019, aset SMBR tercatat sebesar Rp 5,57 triliun. Angka ini terdiri atas ekuitas sebesar Rp 3,48 triliun dan liabilitas sebesar Rp 2,08 triliun.

Sementara itu, kas dan setara kas akhir tahun 2019 tercatat sebesar Rp 202,34 miliar. Angka ini turun 57,47% dibanding kas dan setara kas awal akhir 2018 yang sebesar Rp 475,83 miliar.

Baca Juga: Penundaan proyek akibat wabah virus corona menggerus bisnis material bangunan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati