KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) masih menjalani periode yang sulit sepanjang tahun ini. Pada kuartal III-2021, walaupun pendapatan HMSP naik 8% secara tahunan menjadi Rp 24,8 triliun, dari sisi laba bersih, emiten rokok ini justru mengalami koreksi 29,8% secara tahunan menjadi Rp 1,42 triliun. Analis Samuel Sekuritas Yosua Zisokhi mengatakan, meski dari volume penjualan HMSP bisa tumbuh 5% secara yoy serta diiringi kenaikan
Average Selling Price (ASP) 2,9% secara yoy, lonjakan beban cukai yang mencapai 16% yoy pada akhirnya membuat laba bersih perseroan turun. Secara kumulatif, volume penjualan HMSP sepanjang Januari-September naik 4,3% yoy menjadi 60,8 miliar batang. Yosua bilang, perlahan tersebut sudah
in-line karena telah memenuhi 78,9% dari target Samuel Sekuritas.
Sedangkan untuk kinerja keuangan, pendapatan kumulatif HMSP berhasil mencapai Rp 72,5 triliun atau naik 7% secara yoy. Sementara untuk kinerja
bottom line-nya, laba bersih HMSP sebesar Rp 5,6 triliun atau turun 19,6% secara yoy
Baca Juga: Bisnis penyaluran BBM moncer, simak rekomendasi saham AKR Corporindo (AKRA) “Kinerja HMSP sejauh ini relatif
in-line karena pendapatannya telah memenuhi 74,3% daru target Samuel Sekuritas. Lalu dari sisi laba bersihnya sudah setara dengan 71% dari target kami untuk tahun ini,” tulis Yosua dalam risetnya pada 2 November. Pada kuartal IV-2021, Yosua melihat HMSP berpotensi untuk mengejar margin keuntungan. Dengan pertumbuhan volume penjualan yang terjaga, ia memperkirakan emiten rokok ini akan menaikkan ASP hingga 5-7% secara kuartalan. Walau di satu sisi, kenaikan tersebut akan sedikit menekan volume penjualan sebesar -1,5% hingga -2,0% secara kuartalan. Adapun, untuk tahun ini, ia memproyeksikan
Gross Profit Margin (GPM) akan mencapai 17.8% atau turun 2,48 ppt secara yoy, dengan
Net Profit Margin (NPM) mencapai 8.0% atau naik 1,28ppt secara yoy.
Baca Juga: Kinerja solid, berikut rekomendasi saham Indosat (ISAT) dari Henan Putihrai “Sementara untuk tahun depan, dengan semakin membaiknya perekonomian nasional, maka NPM pada 2022 diproyeksikan akan naik ke angka 8,7%. Angka ini sebenarnya masih di bawah rata-rata 5 tahun terakhir yang mencapai 12.2%,” imbuh Yosua.
Seiring masih sesuainya kinerja HMSP dengan proyeksi Samuel Sekuritas, Yosua pun masih mempertahankan rekomendasi jual untuk saham HMSP dengan target harga Rp 870, merefleksikan 11.1x PE FY22F (-2.0SD dari rata-rata PE 5 tahun terakhir).