Laba bersih TOWR meningkat 130,85%



JAKARTA. Emiten menara telekomunikasi, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) membukukan kinerja yang cukup baik di kuartal I tahun ini. Sepanjang kuartal I/2013, pendapatan Sarana Menara meningkat 49,57% menjadi Rp 720,21 miliar.

Laba kotor TOWR juga berhasil meningkat. Laba kotor TOWR menanjak 43,35% dari Rp 319,80 miliar pada kuartal I di 2012 menjadi Rp 458,46 miliar di tahun ini. Padahal, beban pokok pendapatan TOWR meningkat 69,37% menjadi Rp 46,41 miliar dari Rp 27,40 miliar.

Tak ayal, laba bersih Sarana Menara ikut meningkat tajam 130,85% menjadi Rp 173,56 miliar dari sebelumnya Rp 75,18 miliar.


Analis Bahana Securities, Aditya Eka Prakasa menilai, kinerja Sarana Menara yang meningkat tajam karena banyak perusahan operator telekomunikasi yang tidak lagi membangun menara, tetapi memilih menyewa menara. Sebab, perusahaan telekomunikasi menilai, menyewa menara jauh menguntungkan daripada membangun sendiri.

"Operator telekomunikasi tidak dibebani oleh biaya depresiasi dan perawatan atau mintenance. Kedua biaya itu sudah ditanggung perusahan penyedia tower," ujar Aditya,, Kamis (23/5).

Ini tentu juga menguntungkan perusahaan menara seperti TOWR. Tak heran, kontribusi Sarana Menara Nusantara dari pendapatan sewa menara (sewa operasi) meningkat 49,84% menjadi Rp 718,52 miliar.

Pendapatan naik, karena kontribusi pendapatan sewa dari sejumlah pelanggan TOWR, juga meningkat 47,59% menjadi Rp 547,34 miliar di kuartal I tahun ini. Pendapatan sewa terbesar berasal dari PT Hutchinson 3 Indonesia yaitu sebesar Rp 256,62 miliar sepanjang kuartal I 2013, atau meningkat 32,89% dari periode yang sama tahun lalu.

Kontribusi terbesar kedua, pendapatan sewa dari PT XL Axiata Tbk (EXCL) yang naik 59,66% menjadi Rp 126,71 miliar. Ketiga, dari PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) sebesar Rp 101,20 miliar atau meningkat 117,21%. Dan, terakhir berasal dari PT Smartfren Telecom Tbk yang meningkat 21,23% menjadi Rp 62,80 miliar.

Meski kinerja naik, kas dan setara kas TOWR menyusut 16,11% menjadi Rp 947,64 miliar per 31 Maret 2013. Tapi, saldo laba yang belum ditentukan masih cukup besar yaitu sekitar Rp 1,02 triliun.

Amunisi TOWR bertambah, karena belum lama ini, anak usaha TOWR, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) telah meneken perjanjian utang. Utang itu berbentuk term loan senilai US$ 350 juta dan € 40 juta, serta US$ 125 juta berbentuk revolving credit facilities.

Pinjaman berasal dari sindikasi DBS Bank Ltd, ING Bank NV Cabang Singapura, Standard Chartered Bank, OCBC Limited, Bank of America, BNP Paribas, CIMB Bank Berhad dan beberapa bank lain. Namun, utang itu untuk membayar utang Protelindo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana