KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kinerja PT Bukit Asam Tbk (
PTBA) mengalami tekanan sepanjang sembilan bulan pertama 2023. Emiten tambang batubara ini mencetak laba bersih Rp 3,8 triliun per akhir September 2023. Realisasi ini merosot 62% jika dibandingkan dengan laba bersih PTBA pada periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 10 triliun. Dari sisi pendapatan, emiten pelat merah ini membukukan pendapatan sebesar Rp 27,7 triliun. Realisasi ini menurun 10,84% bila dibandingkan pendapatan PTBA di periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 31,07 triliun. Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rizkia Darmawan menilai, realisasi pendapatan PTBA pada sembilan bulan pertama 2023 berada di bawah estimasi Mirae Asset dan estimasi konsensus, dengan hanya mencerminkan masing-masing 66% dan 68% dari estimasi.
Rizkia merevisi turun proyeksi kinerja PTBA dengan berkaca pada realisasi kinerja teranyar. Mengacu pada faktor dinamika harga batubara global dan domestik saat ini, Mirae Asset Sekuritas memperkirakan harga jual rata-rata alias
average selling price (ASP) PTBA hanya akan berada di rentang Rp 975.000 per ton sampai Rp 1 juta per ton.
Baca Juga: Produksi dan Volume Penjualan Batubara Bukit Asam (PTBA) Kompak Naik Alhasil, Rizkia menurunkan proyeksi pendapatan PTBA pada 2023 sebesar 7,2% menjadi Rp 38,9 triliun, dengan proyeksi penurunan EBITDA sebesar 23,8% menjadi Rp 7,7 triliun. Sedangkan estimasi laba bersih PTBA dipangkas 24,0% menjadi Rp 5,3 triliun pada tahun ini. Proyeksi tersebut menghasilkan target harga saham PTBA yang lebih rendah, yakni menjadi Rp 2.250 per saham dari sebelumnya Rp 2.875. Namun, Mirae Asset tetap menyematkan rekomendasi
hold terhadap saham PTBA. Potensi upside kinerja PTBA dalam waktu dekat bergantung pada skema mitra instansi pengelola (MIP) batubara nasional, yang diperkirakan akan dimulai pada akhir tahun 2023 atau awal tahun 2024. Untuk mengimbangi rendahnya ASP di tengah kondisi cuaca kering yang menguntungkan, Rizkia memperkirakan PTBA akan terus menggenjot volume produksinya pada kuartal terakhir tahun ini. Dia memperkirakan produksi PTBA akan berkisar antara 41 juta ton sampai 42 juta ton pada tahun 2023, dengan stripping ratio alias rasio pengupasan sebesar 6,0 kali. Sebagai gambaran,
total produksi batubara PTBA hingga kuartal-III 2023 mencapai 31,9 juta ton. Angka ini berhasil tumbuh 15,2% bila dibanding periode yang sama tahun 2022 yakni sebesar 27,7 juta ton. Kenaikan produksi ini juga sejalan dengan kenaikan volume penjualan batubara, di mana pada periode tersebut PTBA menjual 27,0 juta ton batubara alias naik 14,9%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari