Laba bersih turun, Huawei minta AS hentikan sikap pecundang



KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Huawei Technologies China meminta Amerika Serikat menghentikan sikap yang disebut pecundang dan menepis tuduhan bahwa perangkatnya dapat digunakan oleh Beijing untuk memata-matai AS. Permintaan ini menyusul perlambatan laba bersih perusahaan di tengah peningkatan pengawasan global terhadap Huawei.

“Pemerintah AS memiliki sikap pecundang. Ia ingin mencoreng Huawei karena ia tidak dapat bersaing dengan Huawei. Saya harap AS dapat menyesuaikan sikapnya," kata Guo Ping, ketua rotasi dari produsen peralatan telekomunikasi terbesar dunia ini seperti diberitakan Reuters Jumat (29/03).

Huawei melaporkan laju pertumbuhan laba yang lebih lambat pada 2018 lalu. Hal ini dikarenakan bisnis jaringannya menurun dalam kurung waktu dua tahun ke belakang. Meskipun masih ada lonjakan kuat 45% pada unit ponsel pintar Huawei.


Outlook Huawei masih belum cerah lantaran sikap Amerika Serikat yang menyuarakan kekhawatiran bahwa peralatannya dapat digunakan untuk spionase. Washington juga mendesak sekutunya untuk melarang Huawei membangun jaringan seluler 5G generasi berikutnya.

Pukulan terakhir bagi perusahaan itu datang pada hari Kamis lalu etika Inggris menegurnya karena gagal memperbaiki kelemahan keamanan lama dalam peralatan jaringan seluler Huawei. Bahkan Inggris mengungkapkan terdapat masalah teknis signifikan baru.

Pada 2018 lalu, perusahaan yang berbasis di Shenzen ini mencatatkan laba bersih CNY 59,3 miliar atau setara US$ 9 miliar. Nilai ini naik 25% dari tahun lalu, namun masih lebih rendah dibandingkan kenaikan pada 2017 sebesar 28%. Pendapatan dari bisnis pengangkutan turun 1,3% menjadi CNY 294 miliar.

Namun, lonjakan penjualan bisnis konsumen ke rekor CNY 348,9 miliar, didorong oleh permintaan untuk model smartphone premium seperti seri P dan seri Mate. Hal ini membantu mendorong pendapatan global hingga di atas US$ 100 miliar untuk pertama kalinya.

Total pendapatannya naik hampir 20% menjadi sekitar CNY 721 miliar. Ini menandai laju pertumbuhan tercepat dalam dua tahun.

Kinerja bisnis konsumen sejalan dengan apa yang ditandai Huawei pada Januari, ketika itu Huawei mengklaim telah mampu menjadi vendor smartphone terlaris di dunia tahun ini.

Guo mengatakan dia mengharapkan ketiga kelompok bisnis yakni konsumen, operator dan perusahaan mampu membukukan pertumbuhan dua digit sepanjang 2019. Meskipun dia tidak memberikan angka tertentu untuk target yang hendak dicapai.

Perusahaan itu sebelumnya mengatakan pihaknya menargetkan total pendapatan sebesar US$ 125 miliar tahun ini.

"Ke depan, kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk menghilangkan gangguan luar, meningkatkan manajemen dan membuat kemajuan menuju tujuan kami. Huawei telah menyiapkan beberapa strategi untuk ketidakpastian yang telah mengurangi posisi kas bersih," kata Guo.

Editor: Herlina Kartika Dewi