Laba bersih XL Axiata (EXCL) turun, simak rekomendasi sahamnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT XL Axiata Tbk (EXCL) di tahun 2020 kurang menggembirakan. Walau berhasil membukukan kenaikan pendapatan menjadi Rp 26,02 triliun, laba tahun berjalan perusahaan merosot 47,9% year on year (yoy) menjadi Rp 371,6 miliar di tahun lalu.

Analis NH Korindo Sekuritas Restu Pamungkas mengatakan, realisasi pendapatan EXCL masih sejalan dengan estimasinya, yakni 95% dari target. Menurut dia, pertumbuhan pendapatan XL Axiata didorong oleh pendapatan segmen data yang naik 10,9% yoy menjadi Rp 21,39 triliun.

"Hal ini juga sesuai dengan estimasi saya sebelumnya yang mana segmen data akan tumbuh di 2020 sebagai efek dari melonjaknya trafik data dan pengguna internet selama masa pandemi Covid-19," kata dia saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (15/2).


Sementara itu, penurunan laba bersih EXCL yang cukup dalam terjadi karena biaya penyusutan dan beban keuangan yang naik cukup signifikan. Biaya penyusutan melesat 69,6% yoy menjadi Rp 12,43 triliun dan beban keuangan naik 19% yoy menjadi Rp 2,67 triliun.

Baca Juga: Bukukan kenaikan pendapatan 3% di 2020, ini pendorong kinerja XL Axiata (EXCL)

Meskipun begitu, Restu melihat prospek bisnis EXCL masih akan tumbuh ke depannya. Pasalnya, XL Axiata terus melakukan evaluasi untuk selalu memperkuat jaringannya.

"Apalagi, lelang pita frekuensi 5G yang dibatalkan pemerintah membuat XL Axiata kembali mendapat kesempatan untuk mengikuti lelang tersebut," ujar Restu.

Ia pun tetap merekomendasikan beli bagi saham EXCL dengan target harga Rp 3.350 per saham. 

Senin (15/2), saham EXCL ditutup melemah 1,71% ke level Rp 2.300 per saham karena sentimen negatif dari penurunan laba bersih pada kinerja tahun lalu.

Selanjutnya: Kembangkan infrastruktur jaringan, XL Axiata (EXCL) alokasikan capex Rp 7 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari