Laba BNI tumbuh 20,4% menjadi Rp 3,29 triliun



JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) berhasil menangguk laba Rp 3,29 triliun pada semester I 2012. Nilai itu lebih besar 20,4% dari pencapaian periode yang sama 2011 yaitu Rp 2,73 triliun.

Kenaikan kinerja bank pelat merah itu ditopang oleh pendapatan bunga bersih yang tumbuh hingga 18,7% secara year on year, dan peningkatan pendapatan non bunga atau fee based income 1,1%.

Rinciannya, pendapatan bunga BNI tercatat Rp 7,23 triliun. Lalu, fee based income membesar jadi Rp 3,73 triliun. Dalam laporan keuangan yang dijabarkan, total aset BNI tumbuh 21,6% dari 260,65 triliun menjadi Rp 316,87 triliun.


"Pertumbuhan aset BNI terutama didorong oleh kenaikan simpanan nasabah 21,3% dibandingkan posisi tahun sebelumnya yang sebesar Rp 200,14 triliun menjadi Rp 242,718 triliun," hitung Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo dalam paparan kinerja Semester I, Senin (30/7).

Kredit di bawah target BI

Pertumbuhan kredit yang disalurkan berada di bawah target Bank Indonesia (BI) yakni 17,4% dari Rp 152,896 triliun menjadi Rp 179,44 triliun. Bank sentral di awal tahun berharap pertumbuhan kredit tahun ini ada di level 24%.

Penyaluran kredit tersebut terbilang tak optimal, meskipun di sejumlah pos mencatat pertumbuhan yang tinggi. Misalnya, kredit konsumer naik 30,7%, pembiayaan syariah yang naik 29,4% dan pinjaman segmen menengah naik 21,6%.

Di sisi lain komposisi pinjaman dari business banking mencapai 71%, konsumer dan retail mencapai 21,6% dan sisanya dari cabang luar negeri sebesar 4% serta anak perusahaan sebesar 3,3%.

Gatot menyampaikan, khusus untuk kredit konsumer, lonjakan tersebut disumbang oleh program BNI Griya yang tumbuh 46,7% menjadi Rp 21,6 triliun disusul dengan pertumbuhan nilai transaksi kartu kredit sebesar Rp 4,61 triliun.

Dana masyarakat pada Giro dan Tabungan (CASA) terekam meningkat sebesar 25,7% menjadi Rp 31,3 triliun dengan rasio 63%. "Peningkatan dana giro dan tabungan disebabkan adanya perluasan jaringan cabang dan ATM serta membaiknya kualitas layanan BNI yang saat ini berada pada ranking empat berdasarkan survei dari independent surveyor," jelas Gatot.

Kualitas kredit BNI menunjukkan sinyal positif dengan menurunnya rasio NPL-Gross dari 4% menjadi 3,4%. Sedangkan Nett-NPL berada di posisi stabil 0,7%. Fundamental keuangan pun tetap terjaga dengan meningkatnya coverage ratio dari level 120,5% yang naik jadi 120,7%. Adapun rasio kecukupan modal (CAR) berada di posisi 16,8%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: