KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perolahan laba bersih beberapa bank masih belum begitu kencang di kuartal III 2019. Ambil contoh, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang mencatatkan pertumbuhan laba masih di kisaran satu digit. Sampai dengan kuartal III 2019 lalu, BRI mencetak laba bersih sebesar Rp 24,8 triliun atau hanya meningkat 5,4% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 23,54 triliun. Sedangkan BNI sampai dengan akhir September 2019 membukukan laba bersih Rp 11,97 triliun atau baru tumbuh 4,7% secara yoy. Head of Research Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma menilai penurunan laba dua bank BUMN tersebut memiliki dua penyebab yakni efek pengetatan likuiditas dan peningkatan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL). Menurutnya, bank seperti BNI yang pada akhir tahun 2018 lalu memiliki likuiditas cukup longgar, sehingga BNI punya kemampuan untuk mendorong pertumbuhan kredit.
Laba BRI dan BNI di kuartal III 2019 hanya tumbuh satu digit, apa penyebabnya?
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perolahan laba bersih beberapa bank masih belum begitu kencang di kuartal III 2019. Ambil contoh, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang mencatatkan pertumbuhan laba masih di kisaran satu digit. Sampai dengan kuartal III 2019 lalu, BRI mencetak laba bersih sebesar Rp 24,8 triliun atau hanya meningkat 5,4% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 23,54 triliun. Sedangkan BNI sampai dengan akhir September 2019 membukukan laba bersih Rp 11,97 triliun atau baru tumbuh 4,7% secara yoy. Head of Research Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma menilai penurunan laba dua bank BUMN tersebut memiliki dua penyebab yakni efek pengetatan likuiditas dan peningkatan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL). Menurutnya, bank seperti BNI yang pada akhir tahun 2018 lalu memiliki likuiditas cukup longgar, sehingga BNI punya kemampuan untuk mendorong pertumbuhan kredit.