Laba BRI TW 1 2017 melesat dibanding tahun 2016



JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mencatatkan kinerja yang cukup bagus pada kuartal 1 2017. Hal ini bisa dilihat dari perolehan laba bersih sebesar Rp 6,47 triliun atau mengalami kenaikan 5,51% secara tahunan atau year on year (yoy).

Kenaikan laba ini lebih bagus dari periode yang sama sebelumnya yaitu 0,57% yoy. Laba ini didorong oleh realisasi pendapatan bunga bersih sebesar Rp 17,2 triliun atau naik 12,72% yoy.

Sedangkan beban operasional tercatat sebesar Rp 9,5 triliun atau naik lebih tinggi dari pendapatan bunga bersih yaitu 19,73% yoy.


Suprajarto, Direktur Utama BRI mengatakan kenaikan kinerja ini didorong oleh pertumbuhan kredit diatas rata rata dan kenaikan fee based income," ujar Suprajarto dalam konferensi pers, Kamis (20/4).

Dari sisi fungsi intermediasi, realisasi pencapaian kredit kuartal 1 2017 BRI tercatat sebesar Rp 653,108 triliun. Realisasi penyaluran kredit ini naik 16,4% secara yoy. Kredit ini mayoritas disumbangkan oleh sektor UMKM.

Seiring penyaluran kredit, BRI tercatat berhasil menjaga NPL di angka 2,16% atau mengalami penuru nan 6bps dibandingkan periode yang sama tahun lalu. CKPN (cadangan kerugian penurunan nilai) yang dialokasikan BRI di kuartal 1 2017 tercatat Rp 25,57 triliun atau naik 37,08% yoy.

Kenaikan pencadangan ini lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 16,51% yoy.

Dengan pencapaian kinerja tersebut, total aset BRI pada kuartal 1 2017 tercatat sebesar Rp 954,17 triliun atau naik 14,67% yoy. Kenaikan aset ini lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 6,52% yoy.

Jika dilihat dari beberapa rasio, BRI mencatat kuartal 1 2017 NIM sebesar 8.08% atau turun 1 bps yoy. Penurunan NIM kuartal 1 2017 ini berbanding terbalik dengan kenaikan NIM pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 52 bps yoy.

Untuk rasio likudiitas LDR BRI sampai kuartal 1 2017 tercatat 93,15% naik 434 bps yoy. Kenaikan LDR ini sedikit lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 834 bps yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto