Laba BTN dan BTPN melompat di atas 45%



JAKARTA. Pembiayaan domestik dan margin yang tinggi menjadi tumpuan perbankan dalam mencetak laba. Lihat saja kinerja kuartal III-2012 Bank Tabungan Negara (BTN), Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) dan Bank Danamon.

BTN berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp 1,02 triliun, tumbuh 45,1% dibandingkan periode yang sama tahun 2011 (year on year/yoy). Laba Bank Danamon tumbuh 22% menjadi Rp 2,99 triliun dan Bank BTPN tumbuh 50% menjadi Rp 1,4 triliun.

Pertumbuhan laba ketiga bank ini ditopang tiga hal. Yakni, pertumbuhan pendapatan bunga bersih, peningkatan efisiensi dan penurunan non-performing loan atau kredit bermasalah (NPL). Perbaikan kualitas kredit menurunkan penyisihan pencadangan kerugian bank.


BTN berhasil meningkatkan pendapatan bunga bersih sebesar 33% menjadi Rp 3,2 triliun. Bank Danamon mencatatkan 9,59 triliun atau tumbuh 7,97 triliun. Adapun Bank BTPN tumbuh 32,83% menjadi Rp 4,38 triliun.

Dalam meningkatkan efisiensi, bank memilih menurunkan beban dan menaikkan margin. BTN menurunkan cost to income ratio (CIR) menjadi 56,43% dan menaikkan net interest margin (NIM) menjadi 6%. Bank Danamon menjaga CIR di bawah 60% dan NIM 9,8%. Sementara BTPN menjaga CIR di bawah 60% dengan NIM 12%.

Ketiga bank juga mencatatkan penurunan beban dengan perbaikan NPL. BTN mencatatkan penurunan NPL dari 4,18% menjadi 3,46% dan BTPN dari 0,45% menjadi 0,39% dan Bank Danamon dari 2,9% menjadi 2,4%. 

Kinerja Bank Danamon paling menarik untuk dicermati. Bank milik Temasek ini hanya mencatatkan pertumbuhan kredit 16% menjadi  Rp 113 triliun dan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 2,4% atau menjadi Rp 89,3 triliun. Manajemen Danamon mengatakan, rendahnya penyaluran kredit imbas aturan uang muka atau down payment naik menjadi 25%, sehingga kredit ke sektor mass market menurun.

"Rendahnya pertumbuhan DPK karena kami memiliki likuiditas yang cukup untuk melanjutkan pertumbuhan," kata Vera Eva Liem Direktur Keuangan Bank Danamon. Manajemen Danamon mengelola likuiditas berdasarkan rasio kredit terhadap pendanaan (loan to funding), ketimbang rasio kredit terhadap total DPK (loan to deposit).

Danamon memilih menggunakan sumber dana dari penerbitan obligasi dan pinjaman dari perbankan. Sedangkan dana DPK hanya bertahan satu bulan-tiga bulan di bank.

Direktur Keuangan BTN, Saut Pardede, mengatakan tingginya laba kuartal III 2012 lantaran kebijakan LTV belum berpengaruh ke bisnis BTN. Hal ini terlihat dari kredit yang masih tumbuh 29,01% menjadi Rp 76,57 triliun. "Bagusnya kinerja juga didukung oleh restrukturisasi sumber pendanaan di mana dana murah semakin meningkat," ujarnya, Rabu (17/10).

Direktur Utama BTN, Iqbal Latanro, mengatakan pertumbuhan kredit bisa lebih meningkat jika keputusan MK yang membolehkan rumah di bawah tipe 36 m² dibiayai Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sudah ada aturan teknis. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Djumyati P.