JAKARTA. Ketika awan mendung menggayuti emiten pertambangan lantaran harga komoditas ini anjlok, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) justru mencetak pertumbuhan laba bersih yang positif. Sepanjang tahun 2015, laba bersih perusahaan tambang pelat merah itu naik 11% year on year (yoy) menjadi sebesar Rp 2,04 triliun. Joko Pramono, Sekretaris Perusahaan PTBA, mengatakan, kinerja masih tinggi karena perseroan ini mendorong beberapa langkah efisiensi. Hal ini sudah terlihat dari biaya produksi PTBA yang turun 10% sepanjang tahun lalu menjadi Rp 394.866 per ton.
Efisiensi juga dengan memperpendek jarak angkut di lokasi tambang, menurunkan angka nisbah kupas alias stripping ratio dan menggunakan tenaga listrik milik sendiri. "Perusahaan menggunakan kontraktor jasa penambangan milik sendiri untuk menggantikan sebagian pekerjaan kontraktor penambangan dari luar," ujar Joko, Rabu (2/3). Pendapatan perseroan ini naik 6% menjadi Rp 13,82 triliun dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar Rp 13,08 triliun. Angka tersebut salah satunya berasal dari hasil penjualan batubara PTBA yang tumbuh 6% menjadi 19,1 juta ton. Komposisinya, 53% untuk memenuhi pasar domestik dan 47% untuk permintaan ekspor. Peningkatan volume penjualan PTBA juga berasal dari kontribusi peningkatan produksi sebesar 18% menjadi 19,28 juta ton.