Laba Bumi Resources Minerals (BRMS) Merosot 80% di 2022, Ini Sebabnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) mencatatkan kenaikan pendapatan double digit pada tahun lalu. Tetapi, laba bersih BRMS terjun lebih dalam ketimbang kenaikan pendapatan.

Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis Jumat (17/3), BRMS mencatat kenaikan pendapatan 10,07% menjadi US$ 11,65 juta sepanjang tahun 2022 dari US$ 10,57 juta di tahun sebelumnya.

Meski penjualan meningkat 10% lebih, laba bersih BRMS justru terjun 80,39% menjadi US$ 13,65 juta. Pada tahun 2021, BRMS meraup laba bersih US$ 69,12 juta. 


Penurunan laba bersih BRMS terutama disebabkan penurunan penghasilan lain-lain bersih yang merosot 84,92% menjadi US$ 17,90 juta dari tahun sebelumnya yang mencapai US$ 118,72 juta. Adanya bagian atas laba bersih investasi pada ventura bersama senilai US$ 11,8 juta tahun 2022 tak mampu menutup penurunan penghasilan lain-lain bersih.

Baca Juga: Rencana IPO Amman Mineral Internasional Digosipkan Tertunda, Ini Sebabnya

Sekadar informasi, BRMS mencatat pemulihan piutang lainnya sebesar US$ 90,86 juta pada tahun 2021. Ini adalah pemulihan atas rugi penurunan nilai piutang lainnya di anak usaha BMRS PT Bumi Sumberdaya Semesta yang diterima penyelesaiannya di tahun 2021. 

BRMS juga mencatat penghapusan utang lain-lain kepada PT Adiprotek Envirodunia tahun 2021 sebesar US$ 24,54 juta. Pada tahun 2022, BRMS mencatat penghapusan utang lain-lain sebesar US$ 17,57 juta kepada SGQ Indonesia Holding Company Pte Ltd berdasarkan kesepakatan bersama.

Baca Juga: Bumi Resources (BRMS) Temukan Cadangan Mineral Baru

Pada akhir 2022, total ekuitas BRMS mencapai US$ 955,12 juta, naik 8,58% secara tahunan. Total liabilitas BRMS naik 24,11% menjadi US$ 125,12 juta. Sedangkan total aset BRMS pada 2022 sebesar US$ 1,08 miliar, atau naik 10,18% dari akhir 2021 sebesar US$ 980,44 juta.

Peningkatan liabilitas BRMS terutama disebabkan oleh peningkatan utang jangka panjang akibat adanya fasilitas kredit investasi refinancing senilai total US$$ 51,4 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati