KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bumi Serpong Damai Tbk (
BSDE) mencetak kinerja positif sepanjang 2022. Emiten properti Grup Sinarmas ini membukukan pertumbuhan laba bersih 81,34% menjadi Rp 2,4 triliun. BSDE membukukan pendapatan senilai Rp 10,23 triliun hingga akhir 2022. Pendapatan ini naik 33,72% dibanding tahun 2021 yang sebesar Rp 7,65 triliun. Pendapatan BSDE ditopang penjualan tanah, bangunan dan rumah susun yang naik 29,04% menjadi Rp 7,90 triliun.
Disusul pendapatan konstruksi sebesar Rp 980,49 miliar, pendapatan sewa Rp 925,48 miliar, dan pendapatan pengelola gedung Rp 347,94 miliar.
Baca Juga: Bumi Serpong Damai-Astra Land Indonesia Buat Usaha Patungan, Ini Bidang Usahanya Beban pokok pendapatan BSDE turut naik 16,97% menjadi Rp 3,4 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp 2,91 triliun. Namun, perseroan masih memperoleh pertumbuhan laba kotor 43,88% menjadi Rp 6,82 triliun dari sebelumnya Rp 4,74 triliun. Setelah dikurangi beban-beban, BSDE membukukan peningkatan laba bersih hingga 81,34% menjadi Rp 2,43 triliun sepanjang tahun lalu. Tahun 2021, laba bersih BSDE sebesar Rp 1,34 triliun. Kas dan setara kas BSDE di akhir tahun tercatat senilai Rp 9,73 triliun.
Per 31 Desember 2022, BSDE mencatatkan jumlah aset yang meningkat menjadi Rp 64,99 triliun dari 31 Desember 2021 sebesar Rp 61,46 triliun. Jumlah liabilitas naik ke Rp 26,95 triliun dari Rp 25,57 triliun di akhir 2021 dan jumlah ekuitas naik menjadi Rp 38,04 triliun dari Rp 35,89 triliun di 2021. Untuk tahun ini, BSDE menargetkan
marketing sales sebesar Rp 8,8 triliun atau setara dengan realisasi tahun 2022.
Baca Juga: Bumi Serpong Damai (BSDE) dan Astra Land Dirikan Usaha Patungan Direktur BSDE Hermawan Wijaya menjelaskan, target tahun ini ditetapkan secara konservatif karena sejalan dengan prakiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 sebesar 4,5%-5,3%, serta diperkirakan Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) akan menurun dan kembali ke sasaran 3,0±1% pada tahun 2023 dan 2,5±1% pada tahun 2024. “Target prapenjualan sebagian besar akan dikontribusikan oleh penjualan residensial (
landed house) yakni sebesar 65%. Kemudian 17% berasal dari penjualan komersial (kavling tanah, ruko/rukan, kondominium) dan 18% dari potensi penjualan lahan yang dijual kepada perusahaan patungan,” jelasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli