KONTAN.CO.ID - Hari Natal merupakan momen yang ditunggu-tunggu oleh seluruh umat Kristiani di tanah air. Ada salah satu tradisi yang identik dengan Natal, yaitu menghias pohon Natal dan mempercantik dekorasi rumah dengan tema Natal. Peluang ini tentu tak akan luput dari para pelaku usaha pernak pernik. Menjelang Natal biasanya berbagai pesanan pernak pernik Natal sudah mulai berdatangan. "Sudah mulai kirim-kirim pesanan ini. Malah sejak pertengahan November kemarin sudah ada beberapa yang pesan untuk nyicil hias pohon Natal katanya," kata Titania Christella, pemilik Rumah Kado asal Pontianak, Kalimantan Barat. Ia sudah mulai sibuk mengemas dan mengirim pesanan pernak pernik Natal sejak bulan lalu. Semakin mendekati Natal, pesanan pernak pernik makin banyak berdatangan. Nia bilang, hampir setiap hari harus mengirim puluhan pesanan.
"Sebenarnya saya jualan semua aksesoris, tidak hanya aksesoris khusus Natal. Ada boneka, pajangan meja, bando, dan sebagainya. Tapi sejak tahun 2016 lalu, kalau sebulan menjelang Natal, saya biasanya fokus hanya melayani aksesoris Natal," kata Nia. Rumah Kado menyediakan aneka aksesoris Natal, mulai dari hiasan bola-bola pohon Natal yang dibanderol mulai Rp 45.000-Rp 65.000 per set, hiasan pohon Natal mix mulai Rp 60.000-Rp 150.000. Kemudian ada lingkaran Natal (krans Natal) dibanderol Rp 175.000. Dan aneka pernak pernik pohon Natal lain yang harganya mulai Rp 20.000-Rp 150.000. "Harga ini tergantung ukuran, diameter, dan motifnya," ujarnya. Rumah kado juga menjual pohon Natal polos mulai Rp 80.000 sampai Rp 3,1 juta. "Itu tergantung ukurannya sama jenisnya. Ada pohon Natal kaki besi, jarum pinus gold, dan pohon Natal ekor tupai salju," jelas Nia. Menjelang Natal, ia mengaku bisa mengantongi omzet hingga Rp 15 juta setiap minggunya. Pesanan juga mengalir deras dari berbagai kota di Indonesia, mulai dari sekitar Kalimantan, Surabaya, Yogya, Surabaya, Ternate, Depok, hingga Papua. Derasnya pesanan pernak pernik Natal juga dirasakan oleh Syania Anggriani, pemilik Tasya Souvenir. Sejak tahun 2008, ia menjual kurang lebih 30 jenis model aksesoris dan hiasan pohon natal, salah satunya gantungan pohon natal. "Kalau pesanan sudah banyak yang masuk sejak September malah. Karena saya bikin sendiri pernak perniknya, jadi harus pesan jauh - jauh hari," tuturnya. Syania mengaku, dirinya bisa memproduksi dan menjual kurang lebih 4.000 - 5.000 buah pernak pernik Natal. Harga yang dibanderol untuk hiasan gantungan pohon natal berkisar antara Rp 5.000 hingga Rp 45.000. Dalam satu hari, rata-rata ada 4-7 orang memesan 150 - 300 buah produk. Omzetnya pun mencapai puluhan juta rupiah. "Untuk margin usaha biasanya sekitar 30% dari omzet," tandasnya. Warna-warni aksesori Natal masih jadi favorit konsumen Pohon cemara yang berhiaskan lampu warna warni dan aneka pernak pernik atau hiasan nan anggun menjadi barang yang sangat ikonik saat Natal tiba. Menghias pohon Natal menjadi sebuah tradisi tersendiri bagi sejumlah umat Kristiani. Tak cuma itu, hiasan lain, juga digantungkan di pintu-pintu rumah untuk menambah kemeriahan suasana Natal. Tak heran jika pernak pernik pohon Natal dan hiasan lainnya sudah banyak diburu beberapa bulan sebelum Natal tiba Pernak pernik pohon Natal dengan aneka warna pun jadi daya tarik tersendiri. Titania Christella, pemilik Rumah Kado asal Pontianak mengatakan ada sejumlah warna yang memang identik dengan Natal. Seperti, warna merah dan hijau yang tak mungkin lepas menjadi warna tematik Natal tiap tahun. "Warna yang pasti ada ya merah dan hijau, setiap pernak pernik Natal pasti identik dengan dua warna itu. Lalu, ada juga warna emas (
gold) dan perak (
silver). Hampir 80% pernak pernik pohon Natal didominasi oleh keempat warna itu," tuturnya. Nia lanjut menjelaskan, dua tahun belakangan ini banyak juga warna-warna baru dari pernak-pernik pohon Natal yang muncul. Sebut saja, seperti warna ungu, biru dan merah muda. Ia mengatakan warna-warna cerah banyak mendominasi pernak pernik pohon Natal. Meski demikian, menurut Nia, sebagian besar konsumen masih menyukai warna-warna ikonik Natal. "Ada beberapa warna baru yang muncul, seperti ungu, pink, putih, tapi tetap konsumen lebih suka
gold, merah, hijau, dan
silver. Dan warna pernak pernik ini hampir semua glossy metalik atau yang berkilauan. Mungkin agar kesannya mewah dan elegan, jadi dibuat ada sedikit gliter, enggak polosan begitu," ungkap Nia. Hal serupa juga diungkapkan oleh Syania Anggriani, pemilik Tasya Souvenir. Ia membenarkan jika warna-warna ikonik Natal masih menjadi favorit konsumen. Maka dari itu, sebagian besar gantungan pohon Natal buatannya menggunakan warna merah, hijau, putih,
gold, dan
silver.
Syania mengatakan, semua produk hiasan pohon Natal dibuatnya sendiri. Semua produk dijahit menggunakan jahitan tangan. "Semua
homemade, memang agak lama proses pembuatannya, sekitar sebulan. Jadi dua bulan sebelumnya saya sudah buka pre order (PO)," ujarnya. Gantungan pohon natal yang dijual pun beraneka ragam, seperti bentuk sinterklas, lonceng, tongkat kecil, kaus kaki dan lainnya. Produk pernak-pernik yang dibuatnya menggunakan bahan kain flanel, kapas dan bahan keramik. Syania menjelaskan, ia memproduksi sesuai dengan jumlah pesanan dari konsumen. "Kalau bentuk yang paling favorit masih sama dengan tahun sebelumnya, ada sinterklas, lonceng, dan kaus kaki. Tahun ini bentuk rusa sinterklas dan kristal es juga mulai banyak yang pesan," tandasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Johana K.