Laba Chandra Asri melonjak tinggi di 2016



JAKARTA. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP), perusahaan petrokimia Indonesia terbesar yang terintegrasi, menutup tahun buku 2016 dengan rekor kinerja yang gemilang.

Selama tahun 2016, CAP mencetak rekor Laba Bersih sebesar US$300,1 juta dibandingkan dengan US$26,3 juta di 2015, sebuah lonjakan yang signifikan sebesar US$273,8 juta atau 1.043% year on year (yoy).

Pendapatan Bersih untuk Tahun Buku 2016 sebesar US$1.930,3 juta, naik 40% dibandingkan dengan US$1.377,6 juta di 2015. Sebagian besar karena penjualan produk yang lebih tinggi sebesar 64% dari 1.233KT menjadi 2.024KT dengan kapasitas produksi yang lebih tinggi (+43%) pasca ekspansi Cracker yang rampung pada akhir 2015. 


Laba Kotor Perseroan meningkat 239% menjadi US$494,3 juta dari US$145,7 juta yoy. Hasilnya, margin Laba Kotor melonjak menjadi 25,6% dari 10,6% yoy mencerminkan margin petrokimia yang kuat, utilisasi pabrik yang lebih baik dan optimalisasi portofolio produk. Demikian pula, EBITDA 2016 meningkat secara signifikan menjadi US$509,5 juta dari US$154.8 juta di 2015.

Kedepan, menurut Direktur Utama Chandra Asri, Suryandi, Perseroan akan melanjutkan strateginya untuk lebih terintegrasi ke hilir dan ekspansi untuk memenuhi permintaan dalam negeri yang terus meningkat. 

"Kami memperkirakan ekspansi kapasitas Butadiene dari 100KTA menjadi 137KTA selesai di 2018. Selanjutnya, PT Synthetic Rubber Indonesia, sebuah perusahaan patungan antara CAP dan Michelin akan menyelesaikan pembangunan pabrik SSBR dengan kapasitas 120KTA di 2018," katanya dalam keterangan yang diterima KONTAN, Minggu (12/3).

Selain itu, untuk lebih terintegrasi ke hilir terhadap kelebihan produksi Ethylene dan meningkatkan pangsa pasar, Perseroan telah menandatangani perjanjian lisensi dengan Univation pada 13 September 2016 untuk pabrik LLDPE sebesar 400KTA. 

Pada 21 Desember 2016, CAP memberikan pekerjaan Front-End Engineering Design (FEED) package kepada Toyo Engineering Japan dan keputusan investasi akhir diharapkan diperoleh pada kuartal ketiga 2017, dengan target start-up di kuartal pertama 2020.

Proyek ekspansi tersebut akan memperluas jejak langkah petrokimia Perseroan di Indonesia, yang mendasari visi Perseroan untuk menjadi "Perusahaan Petrokimia Terkemuka dan Pilihan di Indonesia".

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan