Laba CIMB Niaga melonjak 87,5%



JAKARTA. PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) mencetak kenaikan laba 87,5% pada semester pertama tahun ini di tengah pendapatan bunga yang cenderung turun. Laba CIMB Niaga pada enam bulan pertama tahun ini mencapai Rp 1,38 triliun, melonjak ketimbang periode yang sama tahun lalu Rp 736,12 miliar.

Pendapatan bunga dan syariah CIMB Niaga sebenarnya turun tipis 4,1% dari Rp 10,62 triliun menjadi Rp 10,18 triliun. Untung saja, beban bunga dan syariah CIMB Niaga turun lebih dalam. Beban bunga CIMB Niaga merosot 19,81% dari Rp 4,80 triliun menjadi Rp 3,85 triliun.

Alhasil, net interest income (NII) alias penghasilan bunga bersih CIMB Niaga meningkat 8,9% menjadi Rp 6,33 triliun. Pendorong lonjakan laba CIMB Niaga lainnya adalah penurunan biaya pencadangan sebesar 16,03% menjadi Rp 2,13 triliun dari sebelumnya Rp 2,53 triliun.


Presiden Direktur CIMB Niaga Tigor M Siahaan mengatakan, CIMB Niaga tetap berhati-hati di tengah situasi ekonomi saat ini. "Kami akan terus menyeimbangkan neraca keuangan dan mengimplementasikan berbagai inisiatif untuk mengoptimalkan permodalan. Kualitas aset juga diharapkan akan terus semakin membaik sejalan dengan kebijakan penyeimbangan portofolio dan peningkatan kebijakan manajemen risiko," kata Tigor dalam pernyataan resmi, Senin (31/7).

Per akhir Juni, CIMB Niaga memiliki total aset Rp 241,81 triliun, naik 1% ketimbang Juni tahun lalu. Dengan aset ini, CIMB Niaga mempertahankan posisinya sebagai bank terbesar kelima di Indonesia dari sisi aset. 

CIMB Niaga menyalurkan kredit bruto Rp 180,25 triliun, tumbuh 2,8% secara year on year (yoy). Dari total penyaluran kredit tersebut, kredit konsumer tercatat sebesar Rp 50,43 triliun atau 28% dari total penyaluran kredit. Kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mencapai Rp 35,21 triliun (20%). Adapun sisanya berasal dari wholesale banking, yang terdiri dari kredit korporasi sebesar Rp 64,29 triliun (35%) serta kredit komersial sebesar Rp 30,32 triliun (17%).

Total penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) CIMB Niaga tercatat sebesar Rp 174,37 triliun, didorong oleh pertumbuhan CASA 1,6% yoy.  Kenaikan rasio CASA sebesar 233 basis point menjadi 54,3%. 

Capital adequacy ratio (CAR) CIMB Niaga tercatat sebesar 18,43% per 30 Juni 2017, meningkat 81 bps dari periode yang sama tahun lalu. CIMB Niaga menjadi bank pertama yang naik kelas ke Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) 4, yang merupakan kategori bank tertinggi dari sisi modal inti (Tier-1) berdasarkan aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). "Ke depan, kami akan fokus memperbesar bisnis konsumer dan UKM, meningkatkan CASA, serta memperkuat platform digital, dengan lebih berhati-hati dan selektif dalam menyalurkan kredit untuk menjaga kualitas aset yang lebih baik. Dengan demikian, kami berharap rasio NPL kami semakin membaik, bergantung pada proyeksi ekonomi," ungkap Tigor. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati