JAKARTA. Manajemen PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP) bisa tersenyum puas. Selama semester I 2010, pengelola jalan tol ini mencetak laba Rp 399 miliar, meroket 1.191% dari laba bersih semester I 2009, yang cuma Rp 30,9 miliar. Direktur Keuangan CMNP Indrawan Sumantri menjelaskan, kesepakatan restrukturisasi utang sebesar Rp 100 miliar di PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dan PT Bank Mega Tbk punya andil besar mendorong pertumbuhan laba bersih tersebut. "Benefit yang kami peroleh dari restrukturisasi tersebut mencapai Rp 236 miliar. Tapi, pendapatan ini sifatnya non-cash," ujar dia, kemarin (29/7). Utang tersebut sebenarnya merupakan utang anak usaha CMNP, yakni PT Citra Margatama Surabaya (CMS), yang menggarap proyek tol di Surabaya. Utang ini gagal bayar pada Januari 2009. Kemudian, CMNP sebagai pemegang saham mayoritas (95%), mengambil alih utang ini. Pada Agustus 2009, CMNP mendapat kesepakatan restrukturisasi dengan dua bank. "Kami mendapat bunga 6% dari BCA, dari sebelumnya sekitar 15%," jelas Indrawan.
Laba CMNP Meroket 1.191% di Semester I
JAKARTA. Manajemen PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP) bisa tersenyum puas. Selama semester I 2010, pengelola jalan tol ini mencetak laba Rp 399 miliar, meroket 1.191% dari laba bersih semester I 2009, yang cuma Rp 30,9 miliar. Direktur Keuangan CMNP Indrawan Sumantri menjelaskan, kesepakatan restrukturisasi utang sebesar Rp 100 miliar di PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dan PT Bank Mega Tbk punya andil besar mendorong pertumbuhan laba bersih tersebut. "Benefit yang kami peroleh dari restrukturisasi tersebut mencapai Rp 236 miliar. Tapi, pendapatan ini sifatnya non-cash," ujar dia, kemarin (29/7). Utang tersebut sebenarnya merupakan utang anak usaha CMNP, yakni PT Citra Margatama Surabaya (CMS), yang menggarap proyek tol di Surabaya. Utang ini gagal bayar pada Januari 2009. Kemudian, CMNP sebagai pemegang saham mayoritas (95%), mengambil alih utang ini. Pada Agustus 2009, CMNP mendapat kesepakatan restrukturisasi dengan dua bank. "Kami mendapat bunga 6% dari BCA, dari sebelumnya sekitar 15%," jelas Indrawan.