Siapa yang tidak kenal bakso? Makanan yang terbuat dari campuran daging giling dan tepung tapioka ini memang sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia. Hampir di setiap tempat dapat kita jumpai jenis panganan yang satu ini, mulai dari gerobak pedagang kaki lima hingga restoran. Karena peluang pasar yang besar tersebut, banyak orang yang kemudian mewaralabakan usaha baksonya. Salah satunya, Ihsan Jamaludin, yang membuka usaha bakso dengan nama Bakso Cinta Kartasura pada awal 2010.Ihsan mengatakan, nama ini terinspirasi dari sebuah judul film lokal. Setelah membuka usaha selama setahun, banyak pihak tertarik menjadi mitra usaha baksonya.Kini, sudah ada tiga terwaralaba yang bergabung dengan Bakso Cinta Kartasura di Solo. "Masih ada satu calon terwaralaba di Bangka Belitung. Namun, karena kesulitan bahan baku serta mahalnya biaya kirim, rencana itu ditunda dulu," tutur Ihsan.Keunggulan utama dari bakso ini terletak pada tampilan dan rasanya. Sesuai dengan namanya, Bakso Cinta Kartasura berbentuk hati. Ihsan menjelaskan, bakso buatannya juga memiliki rasa yang khas dengan kaldu sapi asli.Ihsan menyediakan tiga menu di gerai Bakso Cinta Kartasura. Ketiga menu itu yakni, bakso cinta anak, bakso cinta remaja, dan bakso cinta keluarga. Bedanya, ada pada porsi dan harganya. Banderol harga bakso cinta anak Rp 3.000 per porsi, bakso cinta remaja Rp 5.000 semangkuk, serta bakso cinta keluarga Rp 6.500 per porsi. Selain itu, banyak juga menu tambahan sebagai pelengkap. Misalnya, tahu bakso cinta, tempe goreng, serta telur puyuh. Ihsan menyebut menu tambahan ini lophe-lophe.Ihsan hanya menawarkan satu paket waralaba dengan nilai investasi sebesar Rp 30 juta. Rinciannya, biaya waralaba Rp 15 juta, lalu bermacam perlengkapan usaha, seperti rombong makanan dan minuman, dandang bakso dan mi, kompor, blender, desain interior, serta berbagai bentuk promosi, dengan total nilai sebesar Rp 15 juta.Tak lupa, Ihsan akan memberikan pelatihan soal cara meracik bumbu serta bahan baku sesuai dengan standard operating procedure (SOP) pada awal bergabungnya mitra. Ia tidak mengharuskan mitra membeli bahan baku serta bumbu dari pusat. Ihsan pun tidak mengutip biaya royalti setiap bulan. Lahan yang ideal digunakan sebagai tempat usaha, Ihsan menyatakan, paling tidak seluas 6x6 meter. Setidaknya, gerai tersebut bisa menampung pengunjung 30 orang. Namun, "Kenyamanan pengunjung juga harus diperhatikan," imbuhnya. Berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah, kata Ihsan, mitra bisa meraih omzet penjualan sekitar Rp 800.000 per hari di hari biasa. Tapi, omzet akan naik dua kali lipat di akhir pekan. Dengan hitungan penjualan sebesar itu, ia memperkirakan, mitra bisa balik modal dalam lima bulan.Ali Syahroni, salah satu mitra Bakso Cinta Kartasura di Solo yang baru bergabung satu bulan terakhir, mengungkapkan, alasannya bergabung lantaran makanan ini merupakan favorit di Solo. Selain itu, bentuknya yang unik serta rasa yang lezat menjadi pertimbangan utamanya.Sebagai pemain baru, Ali yang membuka gerai bakso di sebuah perumahan bisa meraih omzet yang lumayan saban harinya. "Ya, walaupun masih belum maksimal, omzet dalam sehari yang bisa saya raih sekitar Rp 500.000," kata Ali.
Laba dari semangkuk bakso berbentuk hati
Siapa yang tidak kenal bakso? Makanan yang terbuat dari campuran daging giling dan tepung tapioka ini memang sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia. Hampir di setiap tempat dapat kita jumpai jenis panganan yang satu ini, mulai dari gerobak pedagang kaki lima hingga restoran. Karena peluang pasar yang besar tersebut, banyak orang yang kemudian mewaralabakan usaha baksonya. Salah satunya, Ihsan Jamaludin, yang membuka usaha bakso dengan nama Bakso Cinta Kartasura pada awal 2010.Ihsan mengatakan, nama ini terinspirasi dari sebuah judul film lokal. Setelah membuka usaha selama setahun, banyak pihak tertarik menjadi mitra usaha baksonya.Kini, sudah ada tiga terwaralaba yang bergabung dengan Bakso Cinta Kartasura di Solo. "Masih ada satu calon terwaralaba di Bangka Belitung. Namun, karena kesulitan bahan baku serta mahalnya biaya kirim, rencana itu ditunda dulu," tutur Ihsan.Keunggulan utama dari bakso ini terletak pada tampilan dan rasanya. Sesuai dengan namanya, Bakso Cinta Kartasura berbentuk hati. Ihsan menjelaskan, bakso buatannya juga memiliki rasa yang khas dengan kaldu sapi asli.Ihsan menyediakan tiga menu di gerai Bakso Cinta Kartasura. Ketiga menu itu yakni, bakso cinta anak, bakso cinta remaja, dan bakso cinta keluarga. Bedanya, ada pada porsi dan harganya. Banderol harga bakso cinta anak Rp 3.000 per porsi, bakso cinta remaja Rp 5.000 semangkuk, serta bakso cinta keluarga Rp 6.500 per porsi. Selain itu, banyak juga menu tambahan sebagai pelengkap. Misalnya, tahu bakso cinta, tempe goreng, serta telur puyuh. Ihsan menyebut menu tambahan ini lophe-lophe.Ihsan hanya menawarkan satu paket waralaba dengan nilai investasi sebesar Rp 30 juta. Rinciannya, biaya waralaba Rp 15 juta, lalu bermacam perlengkapan usaha, seperti rombong makanan dan minuman, dandang bakso dan mi, kompor, blender, desain interior, serta berbagai bentuk promosi, dengan total nilai sebesar Rp 15 juta.Tak lupa, Ihsan akan memberikan pelatihan soal cara meracik bumbu serta bahan baku sesuai dengan standard operating procedure (SOP) pada awal bergabungnya mitra. Ia tidak mengharuskan mitra membeli bahan baku serta bumbu dari pusat. Ihsan pun tidak mengutip biaya royalti setiap bulan. Lahan yang ideal digunakan sebagai tempat usaha, Ihsan menyatakan, paling tidak seluas 6x6 meter. Setidaknya, gerai tersebut bisa menampung pengunjung 30 orang. Namun, "Kenyamanan pengunjung juga harus diperhatikan," imbuhnya. Berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah, kata Ihsan, mitra bisa meraih omzet penjualan sekitar Rp 800.000 per hari di hari biasa. Tapi, omzet akan naik dua kali lipat di akhir pekan. Dengan hitungan penjualan sebesar itu, ia memperkirakan, mitra bisa balik modal dalam lima bulan.Ali Syahroni, salah satu mitra Bakso Cinta Kartasura di Solo yang baru bergabung satu bulan terakhir, mengungkapkan, alasannya bergabung lantaran makanan ini merupakan favorit di Solo. Selain itu, bentuknya yang unik serta rasa yang lezat menjadi pertimbangan utamanya.Sebagai pemain baru, Ali yang membuka gerai bakso di sebuah perumahan bisa meraih omzet yang lumayan saban harinya. "Ya, walaupun masih belum maksimal, omzet dalam sehari yang bisa saya raih sekitar Rp 500.000," kata Ali.