KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten perkebunan dan pengolahan sawit PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) mencatatkan peningkatan laba bersih 110% secara year on year (yoy) menjadi Rp 209 miliar pada kuartal pertama 2022. Pertumbuhan ini didorong oleh kenaikan harga crude palm oil (CPO) dan kinerja yang lebih baik dari segmen produk kayu. Direktur Utama DSNG Andrianto Utomo mengatakan, pada kuartal pertama 2022, DSNG mengantongi nilai penjualan sebesar Rp 1,64 triliun, sedikit lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kontribusi segmen kelapa sawit turun dari 83% menjadi 75% karena adanya penurunan volume penjualan CPO dan palm kernel oil (PKO). Nilai penjualan segmen usaha kelapa sawit lebih rendah 8% yoy menjadi Rp 1,24 triliun karena penurunan volume penjualan CPO sebesar 28% menjadi 97.000 ton. "Meskipun begitu, penurunan kinerja operasional tersebut diimbangi oleh harga rata-rata CPO DSNG yang mencapai Rp 10,6 juta per ton atau meningkat 22% dibandingkan kuartal pertama 2021," kata Andrianto dalam siaran pers, Kamis (28/4).
Laba Dharma Satya Nusantara (DSNG) Meningkat 110% Pada Kuartal I 2022
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten perkebunan dan pengolahan sawit PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) mencatatkan peningkatan laba bersih 110% secara year on year (yoy) menjadi Rp 209 miliar pada kuartal pertama 2022. Pertumbuhan ini didorong oleh kenaikan harga crude palm oil (CPO) dan kinerja yang lebih baik dari segmen produk kayu. Direktur Utama DSNG Andrianto Utomo mengatakan, pada kuartal pertama 2022, DSNG mengantongi nilai penjualan sebesar Rp 1,64 triliun, sedikit lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kontribusi segmen kelapa sawit turun dari 83% menjadi 75% karena adanya penurunan volume penjualan CPO dan palm kernel oil (PKO). Nilai penjualan segmen usaha kelapa sawit lebih rendah 8% yoy menjadi Rp 1,24 triliun karena penurunan volume penjualan CPO sebesar 28% menjadi 97.000 ton. "Meskipun begitu, penurunan kinerja operasional tersebut diimbangi oleh harga rata-rata CPO DSNG yang mencapai Rp 10,6 juta per ton atau meningkat 22% dibandingkan kuartal pertama 2021," kata Andrianto dalam siaran pers, Kamis (28/4).