Laba Dharma Satya Nusantara (DSNG) Naik 55% Sepanjang 2021 Berkat Harga CPO



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) merilis laporan keuangan yang telah diaudit untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2021.

DSNG membukukan laba tahun 2021 sebesar Rp 740 miliar, melonjak 55% dibandingkan tahun lalu, yang terutama didorong oleh peningkatan kinerja yang signifikan dalam segmen usaha produk kayu dan naiknya harga jual Crude Palm Oil (CPO) meskipun volume penjualan CPO DSNG turun 15%.

Direktur Utama DSNG Andrianto Oetomo mengungkapkan, segmen produk kayu menunjukkan kinerja yang cukup mengesankan sepanjang tahun 2021 dengan nilai penjualan naik 34% menjadi Rp 1,3 triliun akibat dari peningkatan volume penjualan maupun harga jual rata-rata produk kayu yang terutama didorong oleh pulihnya permintaan dari pasar Jepang, Amerika Serikat, dan Kanada.


“Kinerja segmen produk kayu yang membaik ini menyebabkan kontribusi pendapatan produk kayu naik menjadi 19% dari total pendapatan pada tahun 2021 dibandingkan 15% pada tahun 2020, sehingga ikut mendorong lonjakan laba sebelum pajak dari segmen produk kayu sebesar 2.659% dari Rp 4,6 miliar tahun lalu menjadi Rp 126,9 miliar pada tahun 2021,” kata Andrianto Oetomo dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Rabu (23/2).

Baca Juga: Kenaikan Harga CPO Diprediksi Sokong Kinerja Dharma Satya Nusantara (DSNG)

Sepanjang tahun 2021, segmen produk kayu DSNG terus menunjukkan kinerja yang positif, baik volume penjualan maupun harga jual rata-rata. Volume penjualan panel melonjak 27% menjadi 109.000 m3 seiring dengan meningkatnya permintaan dari Jepang, yang diikuti oleh kenaikan harga jual sebesar 5%.

Lebih lanjut, pulihnya pasar Amerika Serikat dan Kanada ikut mendorong peningkatan volume penjualan engineered flooring sebesar 15% menjadi 1.137.000 m2, dengan harga jual yang lebih tinggi sekitar 7%.

Sementara itu, segmen usaha kelapa sawit memberikan kontribusi pendapatan pada tahun 2021 sebesar Rp 5,8 triliun, atau naik 2% dibandingkan tahun lalu.

Peningkatan pendapatan segmen ini lebih kecil dibandingkan kenaikan harga jual rata-rata sebesar 13% menjadi Rp 9,2 juta per ton karena tergerus oleh penurunan volume penjualan CPO sebesar 15% menjadi 545.000 ton.

Sepanjang tahun 2021, DSNG mencatat total produksi TBS sebanyak 1,9 juta ton, turun 4.7% dibandingkan produksi tahun sebelumnya. Hal ini mengindikasikan dampak lanjutan El Nino tahun 2019 masih dirasakan oleh perkebunan milik DSNG yang berada di Kalimantan.

Selain itu, sejumlah banjir yang terjadi di perkebunan DSNG pada kuartal kedua dan keempat tahun 2021 turut mengganggu proses panen sehingga tingkat ekstrasi lebih rendah dan tingkat FFA menjadi lebih tinggi.

Alhasil, pencapaian volume produksi CPO hanya tercatat 544.000 ton. Namun demikian, segmen usaha kelapa sawit masih tetap membukukan peningkatan laba sebelum pajak sebesar 21% menjadi Rp 945 miliar pada tahun 2021dibandingkan Rp 783 miliar pada tahun 2020.

Secara konsolidasian, DSNG mencatatkan kenaikan profitabilitas yang signifikan pada tahun 2021, sebagaimana tercermin dari laba kotor, laba usaha, laba setelah pajak, dan EBITDA, yang tumbuh masing-masing sebesar 16%, 40%, 55%, dan 18% dibandingkan tahun 2020

Baca Juga: Harga CPO Naik, Analis Kasih Rekomendasi Beli Saham DSNG

Selain harga jual CPO yang lebih tinggi, faktor lain yang turut berkontribusi pada kenaikan laba DSNG adalah sejumlah inisiatif efisiensi biaya berkelanjutan melalui penerapan teknologi dan otomasi pada proses produksi, baik di segmen usaha produk kayu maupun kelapa sawit. "Selain itu, kami juga terus melakukan upaya deleveraging untuk mengurangi beban keuangan,” tambah Andrianto.

Per 31 Desember 2021, total aset DSNG turun 3,1% menjadi Rp 13,71 triliun, karena porsi piutang dari perkebunan plasma turun setelah program pembiayaan kembali dengan bank. Sejumlah Rp 491 miliar dari hasil pembiayaan kembali piutang plasma tersebut digunakan oleh DSNG untuk melakukan pembayaran utang dipercepat.

Dengan demikian, total liabilitas turun 16% menjadi Rp 6,7 triliun, yang didominasi oleh penurunan pinjaman bank sebesar Rp 1,0 triliun menjadi Rp 5,3 triliun. Sementara ekuitas DSNG per 31 Desember 2021 adalah Rp 7,02 triliun, meningkat sekitar Rp 795 miliar, yang terutama dikontribusikan dari laba setelah pajak.

Kinerja yang baik selama tahun 2021 juga menyebabkan rasio keuangan DSNG yang semakin sehat. Rasio lancar meningkat dari 1,1x pada tahun 2020 menjadi 1,25x pada tahun 2021.

DER pada tahun 2021 adalah 0,76x, jauh lebih rendah dari 1,03x pada tahun 2020, dan rasio Debt to EBITDA pada tahun 2021 menjadi 2,74x dibandingkan 3,87x pada tahun 2020.

 
DSNG Chart by TradingView

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto