Laba DSNG Tumbuh 41% di Semester Pertama 2024



KONTAN.CO.ID - PT Dharma Satya Nusantara Tbk (”Perseroan”, “DSNG” ) membukukan laba sebesar Rp 508 miliar pada semester pertama 2024, atau naik 41% YoY (year on year) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kenaikan laba tersebut didorong oleh peningkatan pendapatan dari semua segmen usaha, baik kelapa sawit, produk kayu maupun energi terbarukan (biomasa), terutama kenaikan harga produk kelapa sawit, serta penurunan biaya operasional seiring turunnya harga pupuk yang sempat melonjak tinggi tahun lalu.

Sepanjang paruh pertama 2024 lalu, DSNG membukukan total pendapatan sebesar Rp 4,7 triliun, naik 8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dari jumlah tersebut, segmen kelapa sawit menyumbang pendapatan sebesar Rp 4,0 triliun, naik 5% dibandingkan semester I 2023, dengan harga rata-rata CPO dan PKO naik masing-masing sebesar 3,2% dan 8,6%.

Direktur Utama DSNG, Andrianto Oetomo, mengatakan segmen kelapa sawit masih memberikan kontribusi utama pendapatan Perseroan, yakni sekitar 86%, seiring peningkatan produktivitas, terutama dari perbaikan rendemen atau Oil Extraction Rate (OER).


“Kinerja operasional kelapa sawit Perseroan terbantu oleh membaiknya OER dari 22,62% pada semester I tahun lalu menjadi 24,05% di semester I tahun ini. Penurunan produksi CPO DSNG terutama dipicu oleh berkurangnya pembelian buah dari pihak eksternal karena terbatasnya ketersediaan TBS eksternal dengan harga yang masih memberikan marjin proses olah ,” ujar Andrianto Oetomo, saat menjelaskan hasil kinerja operasional dan finansial DSNG untuk semester I tahun 2024.

Sementara itu, segmen usaha produk kayu menyumbang sekitar Rp 558 miliar atau kontribusi sebesar 12% terhadap pendapatan total, mengalami kenaikan 11% dibandingkan semester I 2023, seiring dengan kenaikan volume penjualan produk panel hingga 25% YoY.

Namun kondisi pasar internasional untuk produk kayu hingga saat ini masih belum pulih ke level yang diharapkan. Hal ini terlihat pada produk panel yang mengalami pelemahan harga jual dibandingkah tahun lalu, sementara harga rata-rata produk lantai kayu naik tipis karena perbedaan komposisi produk yang dijual.

“Meskipun kondisi pasar produk kayu saat ini kurang menggembirakan, namun Perseroan tetap berupaya mengembangkan bisnis produk kayu agar memiliki potensi kinerja yang lebih baik di masa depan. Rencana pengembangan saat ini masih dalam tahap penggodokan sebelum nantinya dieksekusi, tentunya dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang ada”, tambah Andrianto Oetomo.

Sejak tahun lalu, segmen energi terbarukan DSNG yang berfokus di biomassa, mulai memberikan kontribusi pendapatan bagi DSNG, melalui penjualan cangkang kelapa sawit ke Jepang. Pada semester I 2024, energi terbarukan menyumbang Rp 119 miliar atau sekitar 2,5% dari total pendapatan Perseroan, meningkat hampir 300% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Terkait melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (USD) sebesar 7% selama paruh pertama tahun 2024, Andrianto Oetomo menjelaskan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah tersebut memang berdampak pada peningkatan nilai total hutang USD Perseroan yang ditranslasi ke dalam Rupiah pada tanggal pelaporan buku, sesuai dengan ketentuan standard akuntansi yang berlaku.

Padahal sebenarnya hutang USD Perseroan justru mengalami penurunan sebesar 12% dibandingkan akhir tahun 2023 seiring dengan pembayaran angsuran pokok. Hingga akhir Juni 2024, saldo hutang USD Perseroan berkisar 20% dari total hutang Perseroan.

Andrianto Oetomo juga menyatakan tidak kuatir terhadap kemampuan Perseroan dalam memenuhi kewajiban pembayaran hutang USD yang jatuh tempo mengingat total kewajiban pembayaran tersebut hanya berkisar 25% dari total pendapatan dalam USD yang dihasilkan oleh segmen usaha produk kayu dan renewable energi, sehingga terjadi natural hedging.

Sementara itu, performa positif DSNG juga mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak, baik terkait kinerja finansial maupun kinerja di bidang keberlanjutan. Pada bulan Mei 2024 yang lalu, DSNG mendapatkan penghargaan dengan predikat Green Elite dan Platinum Plus dari InvestorTrust.Id bekerja sama dengan Bumi Global Karbon (BGK) untuk upaya pengungkapan dan penurunan emisi karbon Perseroan.

Baru-baru ini, DSNG kembali masuk ke dalam konstituen Index Tempo – IDN Financial 52 untuk kedua kalinya dengan kategori High Dividend. Berlangsung di Novotel Hotel, Balikpapan, Kaltim, penghargaan ini diterima Perseroan pada Jumat, 26 Juli 2024. Perusahaan-perusahaan yang masuk dalam Indeks Tempo-IDNFinancial 52 adalah perusahaan publik yang memiliki kinerja yang baik dan diseleksi melalui proses pemilahan data laporan keuangan dari tahun 2018 hingga 2023 milik seluruh emiten di BEI.

TENTANG PT DHARMA SATYA NUSANTARA Tbk

PT Dharma Satya Nusantara Tbk didirikan pada 29 September 1980 yang bergerak di bidang industri kelapa sawit dan produk kayu. Saat ini, Perseroan memiliki perkebunan kelapa sawit dengan lahan tertanam 112,2 ribu hektar dan 12 pabrik kelapa sawit dengan total kapasitas 675 ton per jam, yang mengolah Tandan Buah Segar (TBS) menjadi CPO. Sedangkan di segmen usaha produk kayu, Perseroan memiliki 2 pabrik pengolahan kayu di Jawa Tengah, dengan kapasitas produksi sebesar 150.000 m2 engineered flooring dan 12.000 m3 panel. Sementara segmen energi terbarukan terbentuk pada tahun 2023 yang diawali dengan penjualan cangkang kelapa sawit sebagai biomasa pembangkit tenaga listrik di Jepang.

Baca Juga: Pendapatan dan Laba Bersih Dharma Satya Nusantara Kompak Naik pada Semester I-2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti