Laba dua asuransi pelat merah meningkat



JAKARTA. Kinerja dua perusahaan asuransi milik pemerintah mencatatkan hasil positif sepanjang tahun 2011. Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) membukukan laba bersih sebesar Rp 264 miliar, tumbuh 27,65% dibandingkan tahun sebelumnya Rp 207 miliar.

Budi Tjahjono, Direktur Jasindo berkata, pencapaian laba itu karena perolehan premi bruto tumbuh Rp 12,1% menjadi Rp 2,6 triliun. Nasabah segmen korporat masih mendominasi pendapatan premi, sekitar 70% dan ritel 30%.

Hampir semua lini bisnis seperti asuransi kendaraan bermotor, properti, hingga migas memberikan hasil positif. Bahkan hasil underwritting tahun lalu mencapai Rp 369 miliar, tumbuh 29% dibanding tahun sebelumnya Rp 286 miliar. "Potensi besar dan tim kami mengejar target," ujar Budi, Kamis (19/4).


Sebenarnya, laba bisa meningkat lebih besar bila kinerja investasi positif. Sayang, hasil investasi turun tipis 3,2% menjadi Rp 121 miliar. "Ini terutama dari anak usaha Asuransi Tokio Marine dan Allianz Utama yang turun sedikit," ujat Budi singkat. Tahun ini, Jasindo menargetkan, pendapatan premi tumbuh 20%. Sektor korporasi masih jadi penyumbang terbesar.

Sedangkan PT Jasa Raharja membukukan laba Rp 1,3 triliun atau tumbuh 8,4% dibanding tahun sebelumnya Rp 1,2 triliun. Peningkatan laba itu karena premi bruto naik 10,35% menjadi Rp 2,9 triliun.

Sementara, beban klaim turun 1,5% menjadi Rp 1,4 triliun. Sebanyak 64% dari total santunan Jasa Raharja itu mengalir ke korban meninggal dunia. Sisanya kie korban luka-luka, cacat dan biaya penguburan. "Dominan kecelakaan sepeda motor," kata Diding Sudirja Anwar, Direktur Utama jasa Raharja.

Selain ditopang penurunan klaim, perolehan laba juga didukung hasil investasi sekitar Rp 555 miliar, tumbuh 27,33%. Keranjang investasi Jasa Raharja tersimpan di obligasi dan MTN 50%, sekitar 30% di reksadana, sisanya di saham serta penyertaan langsung.

Tahun ini Jasa Raharja memprediksi, beban klaim naik karena jumlah peserta semakin banyak. Meski begitu, mereka juga sudah menyiapkan dana klaim tahun ini sekitar Rp 2 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: