KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laba emiten
poultry melejit. Padahal sebelumnya, banyak pihak yang khawatir pemberlakuan larangan impor jagung sejak tahun lalu dapat menyebabkan beban keuangan bertambah akibat harga jagung dalam negeri yang dinilai mahal. Mengutip laporan keuangan kuartal I-2018, emiten PT Charoen Pokphand Tbk (CPIN) mencetak laba bersih di Rp 995 miliar, naik 59%
year-on-year dari Rp 626 miliar. Kemudian PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) memperoleh laba bersih Rp 50,25 triliun atau melesat 105% dari Rp 24,64 triliun. Sedangkan laba PT Japfa Comfeed Indonesia (JPFA) meroket 491% menjadi Rp 433,4 miliar dari setahun lalu di Rp 73,38 miliar.
Ketua Umum Gabungan Perusahaan Perunggasan Indonesia (Gappi) Anton J. Supit mengatakan kenaikan laba tersebut menunjukkan bisnis industri sektor tersebut sedang membaik. "Tapi umumnya itu untuk yang terintegrasi, jadi yang dari gabungan seluruh unitnya," jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (14/5). Memang, bila ditilik lebih dalam lagi emiten dengan diversifikasi yang banyaklah yang mengalami kenaikan paling signifikan. Adapun, bagi tiga emiten tersebut, sektor pakan ternak masih menjadi kontributor besar. Mengulik laporan keuangan tiga emiten, pendapatan MAIN pada kuartal pertama 2018 terlihat naik signifikan 18,74% ke Rp 1,41 triliun dari periode sama setahun lalu di Rp 1,19 triliun. Penjualan di sektor pakan ternak menjadi pendorong utama yang berkontribusi sebesar Rp 926,12 miliar alias hingga 65% pendapatan seluruhnya. Adapun penjualan pakan ini naik 9,56% dibanding setahun sebelumnya. Selain itu ada juga penjualan
day old chicken (DOC) memberi Rp 256 miliar, ayam pedaging Rp 201 miliar, makanan olahan Rp 35,67 miliar dan lain-lain sebesar Rp 54,79 miliar. Kemudian beban keuangan emiten pada kuartal tersebut terlihat naik 15% menjadi Rp 1,28 triliun. Pendapatan PT Japfa Comfeed Tbk (JPFA) tercatat di Rp 7,86 triliun alias naik 18,66% dari setahun sebelumnya. Sektor pakan ternak memberi kontribusi Rp 2,75 triliun atawa hampir 35% dari total pendapatan kuartal tersebut. Sektor peternakan dan produk konsumen JPFA masih menjadi sumber pendapatan utama emiten dengan sumbangsih sebesar Rp 3,51 triliun. Sedangkan untuk sektor penjualan ayam umur sehari (DOC) sebesar Rp 641,9 miliar. Keduanya naik 31% dan 30% masing-masing dibanding setahun lalu. Adapun penjualan JPFA menghadapi beban pokok senilai Rp 6,14 triliun atau naik 11,07%.
Sayangnya, kemunduran terjadi pada PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), di mana pendapatan pada kuartal I-2018 turun 1,32% menjadi Rp 11,86 triliun dari Rp 12,01 triliun. Lengser terjadi pada hampir semua sektor penjualan, di antaranya adalah penjualan pakan yang turun 4,21% menjadi Rp 5,75 triliun dari Rp 6 triliun, serta penjualan ayam pedaging yang turun 0,69% jadi RP 3,36 triliun dan penjualan DOC yang naik 2,46% jadi Rp 1,28 triliun. Uniknya, CPIN berhasil menekan beban pokok penjualan menjadi Rp 9,86 triliun alias turun 6,93% dari tahun lalu. Penurunan terutama terjadi pada sektor bahan baku yang digunakan, merosot jadi Rp 5,38 triliun dari yoy di Rp 5,83 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto