KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Energi Mega Persada Tbk (
ENRG) mampu menumbuhkan laba bersih, meski penjualan mengalami penurunan. Emiten minyak dan gas (migas) yang terafiliasi Grup Bakrie ini meraih laba bersih senilai US$ 68,43 juta pada tahun 2023. Sebagai gambaran saja, jika dikonversi memakai kurs saat ini yakni Rp 15.860 per dolar Amerika Serikat, keuntungan ENRG setara dengan Rp 1,08 triliun. Laba bersih ENRG tahun 2023 tumbuh 2,51% dibandingkan laba neto yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada tahun 2022 sebesar US$ 66,75 juta. Hasil ini terjadi ketika penjualan neto ENRG mengalami penurunan 6,89% secara tahunan (Year on Year/YoY) dari US$ 451,93 juta menjadi US$ 420,77 juta.
Merujuk laporan keuangan yang terbit di Bursa Efek Indonesia, Senin (1/4), ENRG meraup penjualan gas bumi senilai US$ 280,95 juta dan minyak mentah US$ 131,95 juta.
Baca Juga: Energi Mega Persada (ENRG) Tuntaskan Akuisisi 2 Aset Produksi Minyak di Sumatera Setelah dikurangi over lifting dan DMO sebesar US$ 2,84 juta, ENRG membukukan penjualan dari gas bumi dan minyak mentah senilai US$ 410,06 juta. Hasil ini mencerminkan penurunan 9,26% dibandingkan capaian tahun 2022 senilai US$ 451,93 juta. Pada tahun 2023, ENRG juga mencatatkan
revenue dari usaha penunjang lainnya sebesar US$ 10,71 juta. Sedangkan pada tahun 2022, ENRG belum mencatatkan pendapatan dari segmen ini. Saat penjualan menurun, beban pokok penjualan ENRG justru meningkat 2,38% (YoY) menjadi US$ 274,71 juta pada 2023. Hasil ini membuat ENRG mengantongi laba bruto senilai US$ 146,06 juta pada 2023, anjlok 20,45% dari posisi US$ 183,61 juta pada 2022. Beban usaha ENRG ikut terkerek naik sebanyak 50,59% (YoY) menjadi US$ 24,02 juta. Sehingga memangkas laba usaha ENRG sebanyak 27,20% (YoY) dari US$ 167,66 juta menjadi US$ 122,04 juta pada 2023. Meski begitu, pada periode yang sama beban lain-lain neto ENRG menurun 24,02% (YoY) menjadi US$ 20,74 juta. Beban pajak penghasilan-neto ENRG juga turun signifikan 55% (YoY) menjadi US$ 33,12 juta pada tahun 2023.
Hasil ini membuat ENRG mengantongi laba neto senilai US$ 68,17 juta pada 2023. Meningkat 2,15% dibandingkan laba neto ENRG pada tahun 2022 sebesar US$ 66,73 juta. Direktur Utama & CEO Energi Mega Persada, Syailendra S. Bakrie dan Wakil Direktur Utama & CFO Energi Mega Persada, Edoardus Ardianto menyoroti keberhasilan ENRG yang mencatatkan kenaikan laba bersih, terlepas dari tantangan yang dihadapi pada tahun 2023. "Produksi minyak Energi Mega Persada terus meningkat terlepas dari penurunan produksi gas. Harga minyak dunia mengalami penurunan, dan di lain pihak, harga jual gas Perusahaan cukup konsisten," tulis rilis yang diterima Kontan.co.id, Senin (1/4). Dalam keterangan tersebut, produksi minyak ENRG naik 8% (YoY) dari 5.336 barrel per day menjadi 5.755 barrel per day pada tahun 2023. Sedangkan produksi gas ENRG turun 16% (YoY) dari 197 million cubic feet (mcf) per day menjadi 165,5 mcf per day pada tahun 2023. Rata-rata harga minyak ENRG pada tahun 2023 tercatat sebesar US$ 80,75 per barrel, turun 12% dibandingkan rata-rata harga US$ 91,29 per barrel pada 2022. Sementara harga rata-rata gas hanya turun tipis 0,5% (YoY) dari US$ 6,25 per mcf menjadi US$ 6,22 per mcf pada 2023.
Baca Juga: Energi Mega Persada (ENRG) Anggarkan Capex US$ 150 Juta di Tahun Ini Syailendra dan Edoardus menerangkan bahwa ENRG menunjukkan perbaikan kinerja dari kuartal ketiga ke kuartal keempat pada tahun 2023. Laju penurunan produksi gas semakin melambat, dan produksi minyak terus menunjukkan peningkatan.
Adapun harga jual minyak dan gas tetap konsisten masing-masing di atas US$ 80 dan US$ 6,1. Oleh sebab itu, ENRG berhasil membukukan kenaikan penjualan bersih, EBITDA, dan laba bersih masing-masing sebesar 19%, 52%, dan 19% dari kuartal IV ke kuartal IV-2023. Pada kuartal pertama tahun 2024, ENRG baru mengumumkan penyelesaian akuisisi atas aset minyak Siak dan Kampar di Riau, Sumatra. ENRG berharap produksi minyaknya akan meningkat di tahun ini setelah penyelesaian akuisisi tersebut. "Manajemen Energi Mega Persada cukup optimistis bahwa kinerja produksi dan keuangan Perusahaan di tahun 2024 akan lebih baik lagi dari tahun 2023," tandas keterangan Syailendra dan Edoardus dalam rilis tersebut. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari